Pemerintah dorong pengembangan industri ikan hias nasional

id ikan hias, kan hias air tawar, eksportir ikan hias, Pembangunan Industri, Pameran Ikan Hias, Tri Haryanto, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Pemerintah dorong pengembangan industri ikan hias nasional

Ikan Hias (ANTARA)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mendorong pengembangan industri ikan hias nasional melalui Simposium Nasional Pembangunan Industri Ikan Hias Indonesia pada 30 November 2017 dan Pameran Ikan Hias Internasional Nusatic pada 1-3 Desember 2017.

Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono dalam jumpa pers di Jakarta, Senin, mengatakan kedua acara itu digelar dalam rangka mengembangkan potensi ikan hias dan mewujudkan Indonesia menjadi produsen dan eksportir ikan hias nomor satu dunia pada 2021.

"Kita ingin jadi produsen dan eksportir ikan hias terbesar dunia. Keindahan dan keanekaragaman ikan hias Indonesia merupakan modal awal mewujudkan mimpi tersebut," katanya.

Agung menjelaskan Indonesia memiliki sedikitnya 400 spesies ikan hias air tawar dan 650 spesies ikan air laut.

Pada 2015, kontribusi Indonesia untuk nilai ekspor ikan hias air laut menduduki posisi ketiga dunia dengan nilai 5,43 juta dolar AS, sedangkan ekspor ikan hias air tawar menduduki posisi kelima besar dunia dengan nilai 14,18 juta dolar AS.

Tren produksi ikan hias diharapkan bisa terus meningkat hingga mencapai 2,5 miliar ekor pada 2019 dari produksi 2015 yang mencapai 1,31 miliar ekor.

Dalam 10 tahun terakhir (2007-2016), Indonesia terus bersaing dengan Singapura, Malaysia, Spanyol, Jepang, Ceko dan Thailand yang menguasai pasar ikan hias dunia.

"Kita juga punya koral dan tanaman hias air yang sebetulnya itu sudah mendunia. Ini potensi besar dan kita ingin mengangkat objek perikanan ini jadi salah satu aspek ekonomi yang baik, bisa mengangkat industri, pekerjakan banyak orang dan membuat Indonesia jadi penyuplai ikan hias terbesar dunia," katanya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Tri Haryanto dalam kesempatan yang sama mengatakan potensi ikan hias Indonesia yang besar akan sia-sia jika tidak sebesar-besarnya dimanfaatkan untuk rakyat.

Ia berharap kegiatan simposium dan pameran ikan hias yang diinisiasi kalangan dunia usaha dan asosiasi pecinta ikan hias akan dapat mendongkrak gaung besarnya potensi ikan hias Indonesia.

"Potensi ikan hias luar biasa di Indonesia dan ini menjadikannya salah satu indikator kinerja utama direktorat kami. Pada 2016 kami targetkan produksi 1,9 miliar ekor hias. Tahun 2017 ini kami berharap naik jadi 2,1 miliar ekor," katanya.

Sugiarto Budiono, Ketua Penyelenggara Nusatic 2017, mengapresiasi dukungan pemerintah melalui Kemenko Kemaritiman dan KKP dalam pameran ikan hias dan tanaman air yang kedua kalinya diadakan itu.

"Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah karena memberikan energi sehingga kami punya semangat wujudkan misi untuk menjadikan ikan hias Indonesia jadi nomor satu dunia," katanya.

Sugiarto yang juga Ketua Pecinta Koi Indonesia (APKI) itu, mengatakan pergelaran tersebut akan menjadi yang terbesar di dunia karena kontestan lomba yang mencapai dua ribu peserta.

Ia berharap Nusatic 2017 menjadi tolok ukur baru dalam industri ikan hias nasional dan internasional pada masa mendatang.

Pemerintah saat ini tengah menyusun Rencana Aksi Nasional Pembangunan Industri Ikan Hias 2017-2021 sebagai panduan upaya pengembangan ikan hias di Indonesia.

Upaya mengembangkan potensi ikan hias merupakan dukungan terhadap implementasi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Industri Perikanan Nasional.

Simposium Nasional "Pembangunan Industri Ikan Hias Indonesia: Peluang dan Tantangan menjadi Produsen dan Eksportir Ikan Hias Nomor 1 Dunia" digelar 30 November 2017 di ICE BSD, Tangerang Selatan.

Pada 1-3 Desember 2017 digelar Nusatic 2017 Pameran Ikan Hias International (2nd Indonesia Ornamental Fish & Aquatic Plant Show) di lokasi yang sama. Acara simposium nasional akan dibuka oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.