Menkes dorong industri produksi suplemen herbal

id Nila Moeloek, obat herbal, menteri kesehatan, industri farmasi, PT ETHICA, untuk pasien, bubuk temulawak

Menkes dorong industri produksi suplemen herbal

Nila Djuwita F. Moeloek (ANTARA Sumsel/Feny Selly/Ang/17)

Cikarang (ANTARA Sumsel) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mendorong industri farmasi untuk memproduksi produk suplemen herbal sebagai salah satu produk inovasi yang memiliki potensi besar di Indonesia.

Nila dalam peresmian pabrik farmasi PT ETHICA di Cikarang, Jawa Barat, Kamis, menjelaskan jumlah konsumsi suplemen herbal akan lebih banyak jika dibandingkan dengan produk obat-obatan atau antibiotik yang hanya digunakan oleh orang sakit.

Nila mencontohkan dirinya yang kerap mengonsumsi dua kapsul berisi bubuk temulawak sebagai suplemen kesehatan tubuh setiap hari.

"Kalau kita minum dua, setahun ada 365 hari dikali dua, sudah menjual 730 kapsul. Tapi kalau saya sakit, mau tidak mau minum antibiotik. Berapa kapsul yang saya minum, paling banyak 10," kata Nila.

Menkes menjelaskan Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak sekali tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan.

Namun menurut Menteri Nila alangkah lebih mudah apabila berbagai tanaman herbal tersebut dikemas dan diolah dengan proses industri agar lebih praktis mengonsumsinya.

Nila mendorong pada pelaku industri farmasi untuk tidak berfokus pada produk obat-obatan, namun produk kesehatan secara keseluruhan termasuk promotif dan preventif.

"Industri farmasi lebih luas lagi untuk kesehatan seperti vaksin, suplemen, herbal, fitofarmaka, makanan sehat, makanan pengalengan," kata Nila.

Nila meminta PT SOHO Global Health Indonesia sebagai salah satu industri yang memproduksi obat herbal untuk mengembangkan produknya untuk suplemen herbal dengan menggunakan tanaman-tanaman herbal asli Indonesia.