BNI bersedia bantu modal usaha Purna-KI

id bni, ukm, usaha kecil menengah, purnatenaga kerja Indonesia, pinjaman, modal usaha, Ersam Richard Parura, remitansi BNI Taiwan

BNI bersedia bantu modal usaha Purna-KI

Makanan yang di jual purnatenaga kerja Indonesia (TKI)di Beijing (ANTARA Sumsel/M Irfan Ilmie/Ang)

Beijing (ANTARA Sumsel) - Bank Nasional Indonesia (BNI) bersedia membantu permodalan bagi purnatenaga kerja Indonesia (TKI) yang ingin membuka usaha di Tanah Air.

"Apabila membutuhkan bantuan usaha, BNI bisa membantu melalui kredit usaha purna-TKI," kata perwakilan remitansi BNI Taiwan, Ersam Richard Parura dalam keterangan tertulis yang diterima di Beijing, Selasa.

BNI memberikan hadiah uang tunai 10 TKI yang berhasil mendapatkan nilai terbaik dalam program pelatihan pembuatan kue yang digelar Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei dan Global Workers' Organization (GWO) selama 2,5 bulan.

"Namun kami tetap mengimbau para TKI di Taiwan untuk secara rutin menyisihkan gaji mereka di rekening sebagai bekal membuka usaha kelak saat pulang ke Tanah Air," ujarnya.

Sementara itu, Asisten Senior Ketenagakerjaan KDEI Taipei, Kadir, meyakini pelatihan tersebut menjawab kegamangan para purna-TKI di Tanah Air.                

"Dengan bekal pelatihan ini, setelah kembali ke Indonesia mereka dapat membuka usaha. Terkait dengan permodalan, dapat kita arahkan ke perbankan," ujarnya.

Pelatihan diikuti total oleh 40 peserta yang merupakan TKI dari berbagai wilayah di Taiwan.

Direktur GWO Karen Hsu dalam keterangan tertulisnya juga menilai para TKI sangat serius mengikuti program tersebut.

"Buktinya, mereka mempraktikan pelajarannya dengan sangat baik. Ada keinginan mereka untuk menerapkan teknologi pembuatan kue di kampung halaman mereka," ujarnya.

Atin Sunarti, salah satu TKI terbaik mengaku bersyukur bisa mengikuti program pelatihan membuat kue tersebut.

Majikan berharap Atin sepulangnya ke Indonesia bisa membuka usaha dan hidup mandiri.

"Setiap hari Minggu saya berangkat mengikuti pelatihan dengan membawa nenek yang saya jaga menggunakan kursi roda," ujar Atin yang selalu membawa serta majikannya dengan menumpang kereta bawah tanah menuju tempat pelatihan yang membutuhkan jarak tempuh selama 1,5 jam itu.