Pelindo sulit tekan "dwelling time" Boom Baru

id pelabuhan, boom baru, peti kemas, PT Pelabuhan Indonesia II, pelindo, dwelling time, waktu bongkar muat, Agus Hendrianto, pelabuhan

Pelindo sulit tekan "dwelling time" Boom Baru

Aktivitas terminal konvensional non peti kemas di pelabuhan sungai Bom Baru Palembang (ANTARA Sumsel/Feny Selly)

Palembang (ANTARA Sumsel) - PT Pelabuhan Indonesia II kesulitan menekan waktu bongkar muat (dwelling time) di Pelabuhan Boom Baru, Palembang pada tahun ini karena terjadi peningkatan volume barang seiring dengan maraknya pembangunan infrastruktur di Palembang.

General Manager Pelindo II Cabang Palembang Agus Hendrianto di Palembang, Minggu, mengatakan, lantaran itu harapan Presiden Joko Widodo yang meminta waktu bongkar muat berkisar 2,5 hari-3 hari ini menjadi sulit tercapai karena volume barang meningkat 30 persen sementara infrastruktur di pelabuhan demikian terbatas.

"Panjang dermaga hanya 750 meter, artinya hanya bisa menampung tiga kapal ukuran 250 meter untuk bersandar. Selain itu, alat-alat bongkar muat juga terbatas," kata dia.

Tak hanya itu, terkait dengan peningkatan daya saing pelabuhan ini, Pelindo II juga melakukan perbaikan infrastruktur sehingga areal pelabuhan pun menjadi semakin terbatas.

"Rasio antara areal yang terpakai dengan yang tidak terpakai sudah di atas 50 persen, dan bila 60 persen itu masuk kategori warning. Ini artinya sudah benar-benar maksimal," kata dia.

Namun berbagai kendala itu bukan menjadi alasan Pelindo II untuk meningkatkan daya saing logistik Indonesia.

"Seperti pesan Sekda Provinsi bahwa kami harus terus berjuang walaupun banyak faktor penghambat," ujar dia.

Di tengah kondisi ini, target laba perusahaan pada semester I/2017 dapat tercapai yakni Rp31 miliar atau melebih target 5,0 persen.

Meski demikian, menurutnya, masih banyak pekerjaan yang belum selesai karena target utama yang akan dikejar pemerintah saat ini yakni membangun kontektivitas dari Sabang sampai Marauke.

"Seperti diketahui luasnya wilayah Indonesia menjadi potensi luar biasa dan sekaligus tantangan untuk pembangunan sektor transfortasi ini," ujar dia.

Pemerintah pun telah meluncurkan strategi khusus untuk membangun konektivitas antar wilayah ini yakni membangun 65 pelabuhan, jalur kereta api dalam kota dan luar kota, pelabuhan nonkomersil, tol laut, 15 bandara udara baru.

Melalui langkah-langkah ini diharapkan target pertumbuhan Indonesia pada diatas 6,0 persen dapat tercapai, sementara ini pada semester I/2017 tercapai 5,01 persen.