Pemberdayaan digital UMKM meningkatkan PDB

id e-commerce, belanja online, barang, baju, pajak, transaksi elektronik, Wajib Pajak, pdb

Pemberdayaan digital UMKM meningkatkan PDB

Ilustrasi - E-commerce. (ANTARA Sumsel)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Pemberdayaan digital usaha mikro, kecil, menengah dinilai mampu meningkatkan produk domestik bruto negara hingga tujuh persen.

Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil menengah mencatat sumbangan UMKM ke produk domestik bruto (PDB) saat ini mencapai 60,34 persen.

"Pemberdayaan digital mengatakan apabila potensi usaha menengah kecil di Indonesia ini diberdayakan bisa menjadi salah satu sumber pendapatan bagi negara," Ketua Komite Tetap Bisnis Digital, E-commerce, dan Startup Kadin, Shinta Dhanuwardoyo dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu.

Pernyataan itu diungkapkan Shinta Dhanuwardoyo dalam acara "Menjahit Kembali Merah Putih" Kiat Sukses Menjalankan Bisnis Start Up, Jumat.

Selain Shinta, diskusi ini juga menghadirkan CEO DOOgether Fauzan Gani serta Intan Fitriana Fauzi dari Menjahit Kembali Merah Putih, sebagai moderator.

Chief Executive Officer (CEO) PT Bubu Kreasi Perdana itu mengatakan inovasi digital sangat penting bagi para pebisnis untuk menjangkau pasar ke seluruh pelosok nusantara bahkan luar negeri.
    
Bahkan, lanjutnya, UMKM yang sudah menggunakan teknologi digital mampu maningkatkan kesempatan kerja 1.5 kali dan daya inovasi hingga 17 kali.

Selain itu, ia mengatakan mental kuat dan tim solid harus dimiliki oleh pengusaha dan pendiri start up untuk merealisasikan ide yang mereka punya menjadi nilat tambah dan manfaat bagi banyak orang.

Produk mereka pun harus berkualitas baik dan berbeda agar mudah menarik minat dan kepercayaan masyarakat.

Diajeng Lestari adalah salah satu contoh e-commerce fashion hijab dalam negeri yang sukses.

Pebisnis ini mampu meraih pendapatan 500 juta hingga 1 miliar tiap bulannya.

Selain itu, Intan Fitriana Fauzi dari Menjahit Kembali Merah Putih mengatakan start up lokal harus siap berkompetisi dengan start up asing yang masuk ke pasar e-Commerce Indonesia.

Pelaku e-Commerce asing melihat Indonesia sebagai pasar e-Commerce paling potensial dengan populasi lebih dari 200 juta jiwa.

Dengan demikian, start up lokal harus didukung untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan mampu bersaing dengan asing.

Karena itu, start up lokal harus mempunyai produk berkualitas bagus untuk memenuhi pasar lokal serta pasar internasional.

Jika ada produk luar yang lebih baik, maka produk lokal akan tersisih, ujar dia.