Rejang Lebong terima alat pendeteksi tanah longsor

id alat gempal, pendeteksi longsor, pendeteksi bencana alam, rejang lebong, BNPB

Rejang Lebong terima alat pendeteksi tanah longsor

Dokumentasi- Longsor (ANTARA Sumsel)

Rejang Lebong, 18/11 (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan daerah itu akan menerima bantuan alat pendeteksi bencana alam tanah longsor dari pemerintah pusat.

Kepala BPBD Rejang Lebong, Basuki di Rejang Lebong, Sabtu, menjelaskan  bantuan alat yang akan mereka terima itu berjumlah satu unit, dimana alat yang berasal dari BNPB ini berfungsi untuk memberikan peringatan bencana tanah longsor atau early warning sistem (EWS).

"Saat ini masih dalam proses pengiriman, mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah sampai. Alat ini nantinya akan dipasang di kawasan rawan bencana tanah longsor, dimana pemasangannya akan dilakukan oleh tenaga dari Universitas Gajah Mada," katanya.

Alat EWS tersebut akan dipasang di sejumlah lokasi yang dinilai rawan longsor yang tersebar di Desa Air Lanang, Kecamatan Curup Selatan, kemudian Desa Kampung Jeruk, Kecamatan Binduriang dan Desa Pelalo, Kecamatan Sindang Kelingi.

"Dari ketiga lokasi ini akan disurvei oleh tim dari UGM terlebih dahulu, nantinya akan ditentukannya desa mana yang dipasangi alat alat pendeteksi tanah longsor ini," ujarnya.

Kabupaten Rejang Lebong kata Basuki, sejak 2016 lalu sudah ditetapkan BNPB sebagai salah satu kabupaten yang rawan bencana alam dan termasuk dalam 136 kabupaten/kota di Tanah Air yang memiliki risiko kebencanaan tingkat tinggi terutama tanah longsor, angin puting beliung serta banjir.

Tingginya potensi bencana alam yang kemungkinan terjadi di wilayah itu dapat dilihat dengan jumlah kasus yang terjadi terhitung Januari-Oktober 2017, bencana alam yang terjadi dalam 15 kecamatan di Rejang Lebong mencapai 25 kejadian. Kendati demikian tidak menelan korban jiwa, namun akibat bencana alam ini kerugian material mencapai miliaran rupiah.

Untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa akibat terjadinya bencana alam di daerah itu, pihaknya sudah membentuk relawan hingga tingkat pedesaan serta melakukan pelatihan-pelatihan penanggulangan bencana, kemudian membentuk tim SAR, rescue serta tim Pusdalops maupun penyiapan alat berat.