Target 1,3 juta ton produksi karet Sumsel meleset

id target produksi karet meleset, karet, gapkindo, alex k eddy, bokar, karet kering, harga karet, ekspor karet

Target 1,3 juta ton produksi karet Sumsel meleset

Dokumentasi - Pabrik pengolahan karet di kawasan industri terpadu (FOTO ANTARA)

....Kami mengetahui bahwa untuk membangun industri ban itu tidak mudah, tapi setidaknya dimulai dengan membuat industri ban sepeda motor....
Palembang (ANTARA Sumsel) - Target produksi karet Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 1,3 juta ton pada 2018 dipastikan meleset pada tahun ini karena per November hanya tercapai 1 juta ton.

Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Alex K Eddy di Palembang, Jumat, mengatakan, tidak tercapainya target ini tak lain dampak dari pelemahan harga di tingkat petani sehingga banyak lahan yang didiamkan begitu saja.

"Pada 2016 malah lebih jatuh lagi, karena produksi tidak tembus 1 juta ton hanya sekitar 900 ribu ton. Semula kami berharap banyak di tahun ini, karena di awal tahun ada perbaikan harga, tapi ternyata harga tetap belum terangkat," kata dia.

Saat ini harga karet di perdagangan internasional hanya sekitar 1,4 dolar per kilogram, atau masih jauh dari harapan menyentuh 2 dolar per kg.

Lebih buruk lagi, harga di tingkat petani hanya berkisar Rp5.000 - Rp7.000 per kilogram.

Menurut Eddy, pemerintah harus terus berjuang membuat kesepakatan dengan negara-negara pengekspor karet untuk mengurangi pasokan di pasar internasional. Saat ini, pasar ekspor banjir pasokan dari Indonesia, Malaysia, dan dua negara pemain baru yakni Thailand dan Vietnam.

Dua negara baru ini sulit diajak kompromi karena memilik rasio produksi karet lebih baik yakni dua lipat dibandingkan Indonesia. Jika petani Indonesia menghasilkan 1 ton karet dalam 1 hektare maka petani Vietnam dan Thailand dapat memproduksi dua ton.

Selain itu, serapan dari dalam negeri harus ditingkatkan karena sejauh ini baru digunakan untuk bahan membuat aspal.

"Kami mengetahui bahwa untuk membangun industri ban itu tidak mudah, tapi setidaknya dimulai dengan membuat industri ban sepeda motor. Jika tidak dimulai kapan lagi agar tidak tergantung dengan pasar ekspor terus," kata dia.

Sementara itu, salah Anwar, petani karet Mesuji Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel, mengatakan bahwa harga getah karet bongkahan anjlok sejak awal tahun dari Rp7.000,00 menjadi hanya Rp6.800,00 (kering 100 persen) dan Rp5.600,00 (masih basah dengan masa pengeringan dua hari atau kering 75 persen).

"Saat ini sulit, lahan banyak dibiarkan petani karena harga jatuh. Jika dihitung pendapatan per bulan hanya berkisar Rp700 ribu, tentunya ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga," kata dia.