Kondisi fisik atlet Sumsel menurun, ini penyebabnya

id kondisi atlet sumsel menurun, koni sumsel, atlet, kondisi fisik atlet, Syamsuramel, program sriwijaya 2020, tes fisikatlet

Kondisi fisik atlet Sumsel menurun, ini penyebabnya

Dokumentasi - Atlet Sumsel jalani tes fisik (ANTARA Sumsel/13/Dolly Rosana)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Kondisi fisik atlet Sumatera Selatan yang tergabung dalam program Sriwijaya 2020 mengalami penurunan berdasarkan hasil tes yang dilakukan Komite Olahraga Nasional Indonesia daerah setempat.

Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Sumsel Syamsuramel di Palembang, Jumat, mengatakan banyak hal yang menyebabkan hal ini terjadi, salah satunya karena situasi dan kondisi di arena latihan.

"Secara keseluruhan mengalami penurunan dipengaruhi oleh pola latihan pasca PON Jawa Barat. Cabang olahraga tentunya tidak menerapkan pola yang ketat lagi sejak Juli tahun lalu," kata Syamsuramel.

Ia mengatakan pada Agustus 2018, ketika dilakukan tes kecepatan, kekuatan, kekuatan, kelenrukan, daya tahan dan eksplosif power maka praktis terjadi penurunan.

Faktor lain yakni, terdapat beberapa cabang olahraga yang mengalami kondisi latihan yang tidak kondusif seperti gulat dan senam karena harus berpindah tempat latihan terkait perenovasian arena Asian Games XVIII tahun 2018.

"Keadaan ini tentunya patut menjadi perhatian para pelatih karena para atlet ini akan disiapkan turun di PON XX di Papua," ujar dia.

KONI juga mengingat tim pelatih yang tergabung dalam program ini untuk memberikan menu latihan yang sesuai dan meningkatkan kedisplinan atlet dalam menjaga kondisi fisiknya.

"Rencananya pada Desember akan dilakukan tes fisik lagi," kata dia.

KONI Sumsel menjalankan program pembinaan atlet berprestasi Sriwijaya 2020 dengan membina 60 atlet dari 15 cabang olahraga. Sumbangan atlet terbanyak dari polo air putra, dayung, atletik, catur, loncat indah dan anggar sebagai cabang olahraga yang berprestasi di PON.

Sebelumnya, Sumsel pada PON Jabar/2016 gagal menembus target 10 besar setelah finis diperingkat 21 dari 34 provinsi peserta.