Rejang Lebong, Bengkulu, (ANTARA Sumsel) - Kalangan warga dari lima rukun tetangga (RT) di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu akan menuntut ganti rugi ke PT PLN Curup atas rusaknya sejumlah perabotan elektronik warga di daerah itu.
Menurut keterangan Desmiwati (42) warga RT 13, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Curup saat ditemui Rabu, rusaknya perabotan elektronik warga ini setelah jaringan PLN mengalami korsleting pada Selasa malam (7/11) sekitar pukul 20.00 WIB.
"Kejadian itu terjadi pada jam 8 malam, dimana sebelumnya kejadian cahaya lampu di rumah terlihat sangat terang dan tidak lama kemudian terdengar suara ledakan di kabel listrik PLN dan arus listrik langsung padam," ujarnya.
Akibat kejadian ini selain memadamkan arus listrik juga merusak perabotan elektronik warga tersebar di lima RT yakni RT 8,9,13,14 dan 15 yang kesemuanya masuk dalam RW 3 Kelurahan Air Putih Baru, Kecamatan Curup. Adapun barang-barang elektronik warga yang rusak ini berupa televisi, lemari es, reciever digital, bohlam lampu dan lainnya.
Sementara itu Yetti (40) tetangga Desmiwati menambahkan, setelah kejadian itu mereka mendapati barang-barang elektronik mereka sudah mengalami kerusakan, bahkan lampu jalan yang ada di depan rumah warga juga turut meledak dan tutup lampunya ikut terlepas.
Dirinya menduga kerusakan perabotan elektronik warga ini akibat korsleting, karena terjadinya kelebihan daya. Untuk itu dirinya bersama dengan warga lainnya akan memintai pertanggungjawaban atau ganti rugi kepada pihak PT PLN Curup.
Sementara itu manajer teknik PT PLN Rayon Curup, Safrudin saat dikonfirmasi membenarkan adanya konsleting listrik yang menyebabkan arus listrik di lima RT dalam Kelurahan Air Putih padam, dimana petugas saat ini masih melakukan perbaikan.
Penyebab terjadinya konsleting listrik itu sendiri kata dia, diduga akibat faktor alam karena saat kejadian sedang turun hujan deras, sehingga bisa saja tersambar petir.
"Sedangkan adanya permintaan ganti rugi oleh warga yang barang elektroniknya rusak tidak dapat dipenuhi karena kejadian ini bukan karena faktor teknis melainkan karena faktor alam," ujarnya.
Berita Terkait
Dua owa siamang dievakuasi dari kandang warga, selanjutnya masuk pusat rehabilitasi BKSDA
Rabu, 27 Maret 2024 21:05 Wib
TNI sebut korban penganiayaan adalah anggota KKB
Sabtu, 23 Maret 2024 23:44 Wib
Warga antusias belanja sembako di pasar murah Pemkab OKU
Sabtu, 23 Maret 2024 23:58 Wib
Pertamina peduli bantu warga terdampak banjir di Kelurahan Kasang Jambi
Sabtu, 23 Maret 2024 12:20 Wib
Warga Pnorogo dilarang terbangkan balon udara
Sabtu, 23 Maret 2024 8:00 Wib
Sebanyak 198 warga Semper Barat mengungsi akibat banjir
Jumat, 22 Maret 2024 13:17 Wib
Pangdam sebut video penyiksaan warga sipil masih diselidiki
Jumat, 22 Maret 2024 11:46 Wib
50.000 warga Palestina tarawih di Al-Aqsa
Jumat, 22 Maret 2024 10:52 Wib