Seorang gadis babak belur dianiaya pacar

id polisi, kriminal, polres, polresta

Seorang gadis babak belur dianiaya pacar

Ilustrasi (Antarasumsel.com)

Sampit (ANTARA Sumsel) - Iyat Susanti (24) warga Jalan Jeruk I Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, babak belur setelah dianiaya pacarnya pada Minggu (5/11) malam.

Korban mengungkapkan, sebelumnya kasus penganiayaan itu sudah dilaporkan ke pihak kepolisian Selasa (7/11) malam, namun karena tidak mendapat respon, akhirnya  korban yang didampingi kedua orang tuanya dan kakak ipar memutuskan untuk mengadukan masalah tersebut ke Sekretariat PWI Perwakilan Kotawaringin Timur, pada Rabu.

Korban merupakan seorang sales, dan sudah menjalin  hubungan asmara dengan pacarnya pelaku penganiayaan berinisial (LK) yang bekerja di sebuah bank pelat merah di Kota Sampit sejak bulan Mei 2017 lalu.

Pada malam kejadian, korban dan pacarnya berada di tumah kos korban di Jalan Jeruk I, sekitar pukul 20.00 WIB.

Ketika itu, korban membuatkan minuman susu untuk pelaku. Rupanya saat korban membuatkan minuman tersebut, pelaku memeriksa telepon seluler milik korban termasuk percakapan di aplikasi WhatsApp (WA).

Setelah melihat percakapan atau chat di WA korban dengan temannya, diduga pelaku terbakar api cemburu. Minuman susu yang dibuatkan korban kemudian disiramkan ke tubuh korban.

"Untung siraman air susu itu kena bagian perut saya saja, dan tidak sampai tembus mengenai kulit, sehingga tidak mengakibatkan luka," katanya.

Pelaku semakin geram dan marah, dan memukul korban berkali-kali. Tidak hanya dengan tangan dan kaki, tetapi juga dengan sabetan ikat pinggang. Korban hanya bisa bertahan dan meminta pelaku bersabar dan berhenti memukulinya.

Akibat tindakan tersebut, korban mengalami luka lebam dan memar serta luka cakar di beberapa bagian tubuhnya.

Menurut Iyat, penganiayaan ini sudah yang kedua kali dialaminya. Namun kali ini cukup parah. Setelah menyampaikan masalah ini dengan keluarga, akhirnya korban dan keluarganya melaporkan penganiayaan ini ke Polres Kotim.

"Selasa malam sudah datang ke Polres Kotim untuk melaporkan masalah ini. Pelaku sempat ditelpon dan datang ke Polres. Dia meminta berdamai, namun kami menolak dan minta masalah ini diusut tuntas, kami menuntut keadilan," ucapnya.

Korban juga menyampaikan sempat ingin memutuskan hubungan asmaranya dengan pelaku, namun korban takut, karena diancam keluarganya akan disakiti. Setelah peristiwa ini, korban menyampaikan sudah sangat yakin untuk mengakhiri hubungan asmaranya, meski keduanya sudah berencana untuk menikah.