Sumsel sulit penuhi target penerimaan pajak

id sumsel sulit capai target pajak, pajak perdagangan, pajak, target pajak, Kakanwil Pajak Sumsel, M Ismiransyah M Zain, penerimaan pajak

Sumsel sulit penuhi target penerimaan pajak

Dokumentasi - Pembayaran pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Palembang (ANTARA Sumsel/Feny Selly/16)

....Kami akan berupaya memaksimalkan sisa waktu dua bulan ini, terutama ke sektor-sektor yang masih berpotensi seperti sektor perdagangan....
Palembang (ANTARA Sumsel) - Direktorat Jenderal Pajak Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bangka Belitung mengatakan sulit bagi Sumsel untuk tahun ini memenuhi target penerimaan pajak yang sudah ditetapkan karena per awal November baru tercapai 60 persen.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumsel dan Babel M Ismiransyah M Zain di Palembang, Rabu, mengatakan capaian meleset dari proyeksi sehingga dipastikan target Rp15,9 triliun hingga akhir tahun sulit dapat terwujud.

"Kami akan berupaya memaksimalkan sisa waktu dua bulan ini, terutama ke sektor-sektor yang masih berpotensi seperti sektor perdagangan," kata dia.

Menurut dia, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penerimaan pajak masih jauh dari target, salah satunya kondisi perekonomian dalam negeri yang melemah.

Gencarnya pembangunan infrastruktur di Sumsel, dipandang kurang berdampak signifikan terhadap penerimaan pajak di daerah karena serapan menjadi milik Jakarta sebagai pusat kantor Hutama Karya dan Wijaya Karya.

Secara nasional juga meleset karena Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan memastikan setoran hingga Oktober 2017 telah mencapai 66,85 persen atau Rp858,047 triliun dari target APBN-P yang sebesar Rp1.283,6 triliun.

Jika dihitung, penerimaan pajak masih kurang 33,15 persen atau setara dengan Rp425,56 triliun dari target APBN-P tahun anggaran 2017 yang sebesar Rp1.283,6 triliun.

Dari total penerimaan yang mencapai Rp858,047 triliun, dari PPh non migas mencapai Rp815,84 triliun, sedangkan dari PPh migasnya mencapai Rp42,20 triliun.

"Dampak lemahnya daya beli masyarakat tentunya mempengaruhi sektor riil, dan ujung-ujungnya berdampak pada penerimaan negara," kata dia.