Wapres: Mahasiswa jangan berpikir PNS

id Jusuf Kalla, wapres, pegawai negeri sipil, mahasiswa, tamat kuliah, wirausaha, pengusaha, cita-cita, lowongan kerja, Universitas Andalas, bisnis man

Wapres: Mahasiswa jangan berpikir PNS

Jusuf Kalla. (ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)

Padang (ANTARA Sumsel) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta para mahasiswa yang ada di Tanah Air agar tidak berpikir untuk menjadi pegawai negeri setelah lulus karena peluangnya amat terbatas.

"Saat ini setiap tahun di Indonesia dari 4.000 perguruan tinggi yang ada menghasilkan lebih dari 900 ribu sarjana, sementara lowongan untuk pegawai negeri malah dikurangi," kata dia di Padang, Sabtu, pada peresmian Rumah Sakit Universitas Andalas dan Penyerahan Anugerah Kewirausahaan Mahasiswa Sumatera Barat.

Menurut dia, saat ini pola pengisian posisi pegawai negeri yang baru menganut prinsip berkembang berkurang.

"Kalau yang pensiun 120 ribu orang maka kita hanya rekrut baru untuk pengkaderan tidak lebih dari 50 ribu orang saja," katanya.

Oleh sebab itu, kata dia, dari 50 ribu orang yang direkrut tersebut sarjana juga tidak banyak, paling hanya sekitar 20 ribu orang.

"Jadi paling banyak hanya satu persen orang bisa jadi PNS di Indonesia," ujar dia.

Karena itu, lanjutnya, peluang paling terbuka adalah dunia usaha dan profesi yang tidak terbatas daya tampungnya.

"Jangan mentang-mentang sarjana maunya hanya kerja di kantor, itu  kebiasan zaman dulu, sekarang adalah memberi nilai lebih pada suatu produk," katanya.

Ia mengatakan yang paling dibutuhkan saat ini adalah bagaimana meningkatkan minat usaha karena bisa memberi nilai tambah bagi bangsa karena pengusaha yang mampu menambah produksi dan membayar pajak.

"Pengusahalah yang bisa mempekerjakan orang sebanyak mungkin dan itu yang dibutuhkan saat ini," ujar dia.

Wapres mengajak mahasiswa bercita-cita untuk meningkatkan pendapatan dan berkontribusi secara nasional lewat usaha yang dikelola.  

"Saya diajarkan oleh bapak saya jadi pengusaha itu ibadah karena bisa membayar zakat lebih besar, infak, membantu orang miskin dan lainnya," katanya.

Sementara Ketua Panitia kompetisi kewirausahaan mahasiswa Minang Entrepreneurship Award (MEA) 2017 Benny Wendry mengatakan kegiatan ini bertujuan membangun keterampilan karakter wirausaha sejak dini bagi mahasiswa.
    
"Kami memandang semangat mahasiswa merintis usaha perlu dikembangkan agar muncul pengusaha yang berpendidikan dan memiliki pola pikir menciptakan lapangan kerja," kata dia.

Ia menyampaikan peserta mendapat bimbingan langsung dari pelaku usaha sukses Tanah Air terutama dari saudagar Minang.

Ada dua kategori yang dilombakan yaitu start up business berbasis teknologi dan kategori existing business, kata dia.

Ia menjelaskan kategori start up business diperuntukkan bagi mahasiswa yang memiliki ide bisnis yang dituangkan dalam rencana bisnis prospektif serta tingkat pencapaian keberhasilan yang terukur.

Kategori ini bisa diikuti perorangan dan berkelompok mulai dari dua hingga lima orang, katanya.

Sementara kategori existing business dapat diikuti mahasiswa yang telah menjalankan bisnis secara terencana yang juga dapat diikuti secara perorangan dan berkelompok, lanjut dia.

Ia menyebutkan pemenang kategori existing business juara pertama memperoleh hadiah uang tunai Rp100 juta, juara II Rp50 juta, Rp25 juta, sementara kategori start up business juara I memperoleh Rp50 juta, juara II Rp25 juta dan juara III Rp15 juta.

Untuk kategori star up bisnis pemenang I Okta Triananda dari Universitas Andalas dan untuk kategori existing business pemenang pertama Rosni Aziz dari Universitas Andalas.