Palembang (ANTARA Sumsel) - Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) Prof Dr Ryaas Rasyid mengatakan perlu ada perbaikan sistem administrasi pemerintahan guna mencegah korupsi yang kerap terjadi sekarang ini.
"Hal ini perlu dilakukan karena saat ini banyak kepala daerah terjerat kasus setelah mereka menjabat," kata Ryaas Rasyid pada pertemuan Pra Rapat Kerja Nasional Asosiasi (Pra Rakernas) APPSI di Palembang, Kamis.
Lebih lanjut dia mengatakan, banyak permasalahan yang perlu dibenahi seperti dalam pemilihan kepala daerah sekarang.
"Apalagi biaya untuk mencalonkan kepala daerah banyak persyaratan yang harus dipenuhi termasuk pendanaan yang tidak diatur dalam pemerintahan. Sistem itu merupakan salah satu penyebab terjadi penyelewengan uang negara," ujar dia.
Dia mengatakan banyak kepala daerah terjerat kasus korupsi karena korban sistem sehingga manajemennya perlu dibenahi.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin (tengah) berbincang dengan Gubernur Sulawesi Selatan Dr Syahrul Yasin Limpo dan Prof Ryaas Rasyid.
"Jadi bukan semua kepala daerah tidak baik tetapi mereka terjebak karena sistem administrasi yang diperkirakan masih lemah," ujar dia.
Dia mengatakan permasalahan tersebut menjadi salah satu pembahasan dalam rapat kerja nasional APPSI di Bandung, Jawa Barat mendatang.
"APPSI nantinya akan menggundang pakar untuk memecahkan permasalahan tersebut," kata dia.
Sementara Ketua Umum DPP APSI Dr Syahrul Yasin Limpo mengatakan, merupakan tugas bersama dalam mencegah tidak pidana korupsi terutama APPSI.
"Apalagi APPSI sebagai organisasi pemerintahan provinsi perlu membenahi supaya bangsa ini semakin maju," tambah Gubernur Sulawesi Selatan itu.
Berita Terkait
SPBU jual BBM oplosan beromset Rp2 miliar
Kamis, 28 Maret 2024 15:49 Wib
Sekretaris nonaktif MA Hasbi Hasan klaim dirinya korban, bukan penerima suap dan gratifikasi
Kamis, 28 Maret 2024 15:17 Wib
Polisi hentikan penyidikan kasus ujaran Aiman
Kamis, 28 Maret 2024 14:59 Wib
Polisi: Penimbun BBM subsidi terancam denda Rp60 miliar
Kamis, 28 Maret 2024 14:28 Wib
Karena sakit hati, pencari kepiting di bunuh
Kamis, 28 Maret 2024 11:37 Wib
Karena malu SN nekat bunuh dan buang bayinya ke aliran sungai
Kamis, 28 Maret 2024 9:12 Wib