Separuh lambat gambut di Muba tidak produktif

id Wakil Bupati Musi Banyuasin, Beni Hernedi, lahan gambut, gambut, tidak produktif, kek

Separuh lambat gambut di Muba tidak produktif

Dokumentasi - Lahan gambut (ANTARA Sumsel/ist/17)

Musi Banyuasin  (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan akan memanfaatkan potensi lahan gambut yang selama ini dibiarkan menjadi lahan tidur atau tidak produktif.

"Hampir separuh lahan di kabupaten ini merupakan lahan gambut, namun hingga kini kondisinya kosong dan menimbulkan masalah pada setiap musim kemarau karena sering terbakar dan menjadi penyebab bencana kabut asap," kata Wakil Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedi, di Sekayu, Selasa.

Menurut dia, luas lahan gambut di kabupaten ini mencapai 262.000 hektare, dari jumlah itu sebagian besar tersebar di Kecamatan Bayung Lincir, Tungkal Jaya, dan Kecamatan Lalan.

Potensi daerah yang ada di tiga kecamatan itu, sekarang ini sedang didata luasannya dan direncanakan program pemanfaatannya menjadi lahan produktif.

Lahan gambut di daerah tersebut pada setiap musim kemarau menjadi perhatian utama tim pengendalian bencana kabut asap BPBD kabupaten ini maupun provinsi karena rawan terbakar.

Melihat fakta tersebut, pihaknya mengupayakan potensi daerah yang cukup besar itu menjadi kawasan pertumbuhan hijau atau "green growth" menjadi lahan bisnis baru yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), katanya.

Dia menjelaskan, sekarang ini pihaknya melakukan pendalaman peluang dan skenario implemantasi fasilitasi investasi dan model bisnis restorasi gambut melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Musi Banyuasin.

Jika pemanfaatan potensi daerah itu dapat diwujudkan dengan baik bisa menjadi model bisnis baru dan dikembangkan menjadi model bisnis percontohan secara nasional, ujar Beni.

Sementara sebelumnya Deputi Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut Dr Haris Gunawan mengatakan lahan gambut di Kabupaten Musi Banyuasin   cocok dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman nanas dan pinang.

Selain itu, lahan gambut tersebut juga cocok untuk pengembangan tanaman kenaf sebagai bahan baku pembuatan kertas yang bisa dijadikan daya tarik investor menanamkan modalnya ke Bumi Serasan Sekate itu, ujar Haris.