Pengguna narkoba di Sumatera direhabilitasi di Palembang

id narkoba, rawat, rehabilitasi, ponpes, Ar Rahman, Palembang, pengguna

Pengguna narkoba di Sumatera direhabilitasi di Palembang

Dokumentasi - Polda Sumsel musnahkan narkoba bernilai miliaran rupiah (ANTARA Sumsel/Feny Selly/17)

Palembang (ANTARA Sumsel) -  Pengguna narkoba dari berbagai daerah di Sumatera direhabilitasi di Pondok Pesantren Ar - Rahman Palembang yang jumlahnya sekarang ini tercatat 150 orang.

Ketua Yayasan Rehabilitasi Ar-Rahman Sahrizal di Palembang, Selasa, mengatakan, pengguna narkoba yang dirawat itu berasal dari Palembang, Aceh, Medan, Jambi, dan Batam.

"Mereka mendatangi tempat ini tak lain karena metode yang digunakan yakni melalui pendekatan spiritual," kata dia.

Dia mengatakan, tetapi bukan pengguna narkoba asal Sumatera tetapi pusat rehabilitasi ini juga menerima korban dari Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Ia mengatakan, asrama rehabilitasi yang menelan biaya Rp1,128 miliar tersebut telah menjadi rujukan nasional untuk para pecandu narkoba yang akan melakukan rehabilitasi.

Rehabilitasiini terdiri dari tiga program yakni program reguler, program sekolah, dan program khusus.

Program reguler terdiri dari 3 sampai 6 bulan, sedangkan program sekolah 1 sampai dua tahun, sedangkan program khusus yang diperuntukkan untuk kalangan pengguna yang ingin rehabilitasi tanpa meninggalkan pekerjaannya.

"Hanya saja, kurangnya dukungan dari orang tua klien binaan terkadang menjadi kendala.
Beberapa pengguna sulit lepas dari narkoba karena proses rehabilitasi yang dijalankan tidak tuntas. Belum sembuh total sudah dibawa pulang," kata dia.

Saat ini jumlah pengguna narkoba yang sedang melakukan tahap rehabilitasi di asrama tersebut terdapat 46 orang. Sedangkan klien binaan yang menjalani rawat jalan sebanyak 127 orang.

Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan, keberadaan Pusat Rehabilitasi Ar-Rahman ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi para orangtua yang ingin melepaskan anaknya dari ketergantungan narkoba.

"Tidak perlu ke Jawa lagi, tapi sudah ada di Palembang," katanya.

Menurut Harnojoyo, penyalahgunaan narkoba ini menjadi ancaman luar biasa di dalam negeri sehingga membutuhkan peran semua pihak karena terkait dengan kelangsungan dan kualitas generasi muda bangsa.

"Jika mau sembuh, harus dimulai dari shalat. Itu pesan saya," kata Harnojoyo.

Sementara itu, data Dirjen Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan Napza Kementerian Sosial saat ini persentase pengguna narkoba di Indonesia mencapai 2,8 persen dari total jumlah penduduk atau sekitar 6 juta jiwa telah bersentuhan dengan narkoba.