RI tunjukkan bisa beri makan populasinya

id Sulaiman, Menteri Pertanian, pangan, masyarakat, indonesia, impor barang, beras, komoditas strategis

RI tunjukkan bisa beri makan populasinya

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Pontianak (ANTARA Sumsel) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, RI menunjukkan ke kalangan internasional bahwa negara tersebut bisa memberi makan kepada populasinya sendiri tanpa mengimpor sejumlah komoditas, bahkan bisa memasok ke berbagai negara.

"Kita telah menunjukkan kepada dunia bahwa kita bisa memberi makan penduduk kita tanpa impor. Sekarang tidak ada lagi impor beras, jagung, dan cabai," kata Mentan Andi Amran Sulaiman dalam acara Hari Pangan Sedunia yang digelar di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis.

Menurut Amran Sulaiman, ke depannya pemerintah juga akan melangkah lagi ke komoditas strategis lainnya seperti gula putih dan kedelai.

Bahkan, menurut dia, ada sejumlah pejabat negara lain yang menemui dirinya dalam rangka ingin belajar bagaimana Indonesia bisa swasembada jagung.

Amran juga menyatakan sejumlah pemerintah negara seperti Malaysia menyatakan siap menerima 3 juta ton jagung dari Indonesia, nilainya sekitar Rp10 triliun, begitu juga dengan Filipina.

Mentan juga menyatakan, pihaknya ingin mengembalikan kejayaan rempah-rempah nusantara seperti yang dicapai oleh Indonesia sekitar jangka waktu 500 tahun lalu.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan Indonesia mengingatkan, populasi RI lebih dari 250 juta orang sehingga menemui banyak tantangan untuk memenuhi kedaulatan pangan agar jangan sekali-kali bergantung kepada luar negeri.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa sejumlah tantangan yang perlu diatasi pemerintah adalah permasalahan alih fungsi lahan yang membesar, serta masalah kesejahteraan petani.

"Petani harus hidup sejahtera, karena petani adalah pahlawan pangan," kata Daniel Johan yang berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi mengatakan acara Hari Pangan Sedunia mendorong usaha pangan berkelanjutan yang berdampak langsung kepada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.

Agung juga memaparkan, bonus demografi yang dimiliki Indonesia perlu dimanfaatkan dengan sinergis dan efektif guna memberdayakan para generasi muda, dalam rangka mewujudkan visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Sebagaimana diwartakan, Kementerian Pertanian "merayu" generasi muda agar semakin banyak yang mau menjadi petani di berbagai daerah sebagai upaya dalam rangka mewujudkan visi pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

"Fakta terjadi di semua belahan dunia. Jumlah petani muda menurun yang tersisa petani yang sudah berusia tua," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi dalam Seminar di Pontianak, Rabu (18/10).

Menurut Agung Hendriadi, penurunan jumlah pemuda petani tersebut adalah karena banyak generasi muda yang bermigrasi dari desa karena tidak tertarik bekerja di lahan pertanian sehingga beralih ke sektor lainnya.

Ia berpendapat bahwa yang membuat menarik bagi anak muda pada saat ini adalah yang memiliki nilai tambah serta memiliki sentuhan teknologi yang selaras dengan perkembangan era global saat ini.

"Kami akan coba pertanian kita mempunyai margin keuntungan yang tidak kalah kalau kita bekerja di luar pertanian. Jawabannya adalah teknologi, karena banyak anak muda yang tertarik mengembangkan aplikasi," paparnya.

Agung menuturkan bahwa aspek teknologilah yang akan meningkatkan melesatnya margin keuntungan tersebut, karena dengan teknologi bakal dapat memproduksi hasil yang maksimal dengan tenaga yang relatif kecil.