Aktivis lingkungan imbau masyarakat waspadai banjir

id aktivis lingkungan, banjir, lingkungan, Mahasiswa Hijau Indonesia, MHI, dedek chaniago

Aktivis lingkungan imbau masyarakat waspadai banjir

Aktivis MHI Sumsel Dedek Chaniago. (Foto Antarasumsel.com/14/Yudi Abdullah)

...Memasuki musim hujan Oktober 2017, masyarakat perlu mewaspadai bencana banjir dan tanah longsor karena curah hujan dirasakan meningkat...
Palembang  (ANTARA Sumsel) - Aktivis Mahasiswa Hijau Indonesia Sumatera Selatan mengimbau masyarakat  di 17 kabupaten/kota se-Sumsel mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.

Memasuki musim hujan Oktober 2017, masyarakat perlu mewaspadai bencana banjir dan tanah longsor karena curah hujan dirasakan meningkat, kata aktivis Mahasiswa Hijau Indonesia (MHI) Sumatera Selatan Dedek Chaniago, di Palembang, Jumat.

Menurut dia, dalam beberapa hari terakhir turun hujan deras di Kota Palembang dan sejumlah daerah Sumsel lainnya dengan menimbulkan genangan air di sejumlah kawasan permukiman penduduk.

Kondisi tersebut perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan bencana banjir yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda dan menimbulkan korban jiwa.

Selain banjir, memasuki musim hujan berpotensi pula mengakibatkan sejumlah wilayah terutama yang berada pada dataran tinggi seperti Kota Pagaralam dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan mengalami bencana tanah longsor, katanya.

Dia menjelaskan, ancaman banjir dan tanah longsor pada musim hujan sekarang ini berpotensi melanda sejumlah daerah karena kerusakan hutan yang terjadi di provinsi berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa ini tidak seimbang dengan kegiatan penghijauan kembali atau reboisasi.

Setiap tahunnya terdapat ribuan hektare hutan di provinsi yang memiliki luas hutan sekitar 3,5 juta hektare itu mengalami kerusakan.

Untuk mencegah terjadinya kerusakan hutan lebih parah yang dapat mengancam keselamatan jiwa serta harta benda masyarakat akibat banjir dan tanah longsor pada setiap musim hujan, pemerintah daerah perlu menggalakkan kegiatan reboisasi, ujar aktivis.

Sementara Plt Kepala Dinas Sosial Sumsel Belman Karmuda mengatakan menghadapi musim hujan beberapa bulan ke depan, pihaknya menginstruksikan seluruh sukarelawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) di provinsi ini untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.

Sekitar 1.000 sukarelawan Tagana diinstruksikan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya bencana banjir dan longsor karena curah hujan sejak akhir September 2017 mulai meningkat.

Melihat kondisi cuaca yang cukup banyak hujan perlu diwaspadai oleh seluruh lapisan masyarakat dan sukarelawan Tagana sehingga jika sewaktu-waktu terjadi banjir dan tanah longsor dapat diminimalkan kerugian dan korban jiwa serta dapat diturunkan bantuan secara cepat dan tepat, kata Belman.