Dinkes bagikan obat pencegah penyakit kaki gajah

id Suharmasto, kaki gajah, obat, dinas kesehatan

Dinkes bagikan obat pencegah penyakit kaki gajah

Ilustrasi (pixabay.com)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan membagikan obat pencegah penyakit kaki gajah secara gratis kepada 301.000 jiwa warga setempat.

"Target tahun ini masyarakat yang akan menerima obat pencegah penyakit kaki gajah mencapai 301.000 jiwa, meningkat dibandingkan 2016 yang hanya diterima oleh 299.000 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Ogan Komering Ulu (Dinkes OKU), Suharmasto melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Andi Prapto di Baturaja, Jumat.

Pemberian obat massal pencegahan penyakit kaki gajah atau filariasis tersebut, kata Andi, dilaksanakaan saat Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) tahap ketiga dilakukan secara serentak di bulan ini.

Dalam pembagian kepada masyarakat secara gratis itu, lanjut Andi, Dinkes OKU menyiapkan sebanyak 881.108 butir pil Dec dan 337.037 butir pil albendezol untuk obat pencegahan penyakit kaki gajah.

Menurut dia, untuk pil Dec tersedia dalam jumlah yang cukup banyak karena peruntukkannya sesuai usia, sedangkan jenis obat albendezol dibagikan satu butir untuk setiap orang.

"Pembagian obat pencegah penyakit kaki gajah dilakukan sampai akhir Oktober dan kami pastikan target pembagian tersebut akan tercapai," katanya.

Sebab Dinkes OKU menginstruksikan petugas kesehatan di seluruh puskesmas dan puskesdes di wilayah itu guna mencari warga yang belum mengambil obat pencegahan kaki gajah saat pelaksanaan pembagian untuk memberikan pil tersebut agar terhindar dari penyakit itu.

Andi menuturkan, penyakit kaki gajah merupakan virus menular dan menahun disebabkan oleh cacing filaria serta dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk yang cepat menyebar pada lingkungan kurang bersih.

Untuk itu, pihaknya gencar melakukan sosialisasi dan pembagian obat kaki gajah guna mengantisipasi penularannya meskipun sejuah ini belum terdapat masyarakat OKU yang menderita penyakit tersebut.

Ia menambahkan, masyarakat diminta lebih teliti dalam menggunakan obat ini jangan sampai diberikan pada anak umur di bawah dua tahun, karena belum memiliki daya tahan tubuh yang kuat untuk mengkonsumsinya.

"Orang dewasa saja setelah mengkomsumsi obat ini akan merasa pusing dan mual. Namun jangan khawatir karena hal itu merupakan reaksi dari obat. Jika masyarakat merasakan hal demikian secara berulang, silahkan konsultasi ke bidan desa atau petugas puskesmas," ujarnya.