Kapolri: Indonesia berpotensi menjadi negara dominan

id Tito Karnavian, kapolri, negara maju, indonesia

Kapolri: Indonesia berpotensi menjadi negara dominan

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. (ANTARA /Puspa Perwitasari )

Purwokerto (ANTARA Sumsel) - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi negara dominan atau negara yang berpengaruh di dunia.

"Dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara dominan, ada tiga fenomena yang harus dicermati," katanya saat menyampaikan pidato ilmiah dalam wisuda sarjana dan pascasarjana Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.

Ia mengatakan tiga fenomena itu terdiri atas perubahan paradigma hubungan internasional, yakni dari paradigma realisme menjadi paradigma liberalisme dan sekarang paradigma konstrutifisme dimana setiap permasalahan diselesaikan dengan nonmiliter.

Sementara fenomena kedua terlihat bahwa saat sekarang dunia dikuasai oleh Amerika dan sekutunya (monopolar), akan ebih baik jika bipolar (dua kekuatan besar, red) sehingga terwujud keseimbangan kekuatan dunia.

Fenomena ketiga berupa ideologi demokrasi mengarah liberal atau demokrasi yang lebih bebas sudah melanda Indonesia.

"Pertanyaannya, apakah ini (ideologi liberal) tepat untuk Indonesia," katanya.

Lebih lanjut, Kapolri mengajak wisudawan/wisudawati UMP untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai negara dominan dengan segala modal bangsa yang dimiliki saat ini.

Dia menggambarkan negara dominan dengan angkatan kerja potensial yang didukung kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang baik, kondisi geografis wilayah negara yang luas, serta kekuatan ekonomi yang membaik.

Menurut dia, hal yang harus dilakukan untuk mencapai cita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara dominan adalah menjaga stabilitas pembangunan ekonomi di atas 5 persen dan menjaga stabilitas keamanan.

"Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada tahun 2030 akan menjadi negara lima besar. Bahkan tahun 2045, apabila bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi 5 persen dapat menjadi peringkat keempat," kata Kapolri.

Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi yang kuat harus memiliki banyak investasi dan membutuhkan dana Rp5.000 triliun namun APBN hanya Rp2.000 triliun, sedangkan yang Rp3.000 triliun milik investor.

Menurut dia, dari 50 konglomerat asal Indonesia merupakan warga keturunan Tionghoa.

"Beri mereka kesempatan untuk memberikan investasi pada negeri ini namun jangan sampai ada isu Aseng kembali. Tugas kita semua adalah menjaga stabilitas politik dan stabilitas keamanan masyarakat, satu saja stabilitas rusak maka investor tidak mau ke Indonesia," katanya.

Dalam kesempatan itu, Kapolri mengatakan Muhammadiyah yang memiliki jaringan sangat luas, sehingga dengan 50 juta pengikutnya diharapkan dapat berperan serta dalam stabilitas keamanan danbmenjadi angkatan kerja produktif yang tidak menjadi beban pemerintah.

Muhammadiyah merupakan organisasi yang memiliki fasilitas pendidikan terbesar di Indonesia sehingga perlu diberikan apresiasi yang tinggi kepada para tokoh dan pemikir-pemikir Muhammadiyah yang berpikir sangat strategis dengan mengutamakan pentingnya pembangunan sumber daya manusia Indonesia, untuk dapat mengelola sumber daya alam Indonesia yang sebesar-besarnya demi kepentingan bangsa Indonesia.

Usai menyampaikan pidato ilmiah, Kapolri mendapat anugerah sebagai warga kehormatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan secara simbolis mengenakan jaket almamater yang diberikan oleh Rektor UMP Dr. H. Syamsuhadi Irsyad, M.H.

Sementara saat memberi sambutan, Rektor UMP Dr. H. Syamsuhadi Irsyad, M.H. mengatakan dalam wisuda ke-59, UMP mewisuda sebanyak 1.185 wisudawan/wisudawati yang terdiri atas 16 orang magister (magister), 1.042 orang sarjana, dan 127 orang ahli madya (diploma).

"Khusus hari ini, dimulai pertama kalinya 47 sarjana kedokteran yang Insya Allah dalam waktu satu setengah atau dua tahun yang akan datang sudah menjadi dokter pertama dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto," katanya.