BKKBN Sumsel gencar promosikan kontrasepsi implant-IUD

id BKKBN, Waspi, kontrasepsi, Intra Uterine Device, kesehatan

BKKBN Sumsel gencar promosikan kontrasepsi implant-IUD

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN).(Antarasumsel.com/logo/Ist)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sumatera Selatan gencar mempromosikan metode kontrasepsi jangka panjang implant dan Intra Uterine Device (IUD) karena memiliki keunggulan dari sisi kesehatan.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Selatan Waspi di Palembang, Senin, mengatakan, saat ini sasaran pemerintah yakni kantong-kantong pasangan usia subur di kabupaten kota.

"Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) lebih aman, efektif, dan efisien karena memiliki rentang waktu yang lama yakni implant selama tiga tahun dan IUD bisa sampai 10 tahun," kata dia.

Secara kesehatan, metode ini lebih aman mengingat ke dalam tubuh aseptor tidak dimasukkan zat antibiotik secara periodik seperti saat menggunakan kontrasepsi KB jenis pil atau suntik.

"Penggunaan pil dan suntik kerap menimbulkan efek samping bagi pemakai. Keadaan ini berbeda dengan IUD dan implant karena memasukkan sejenis alat ke tubuh aseptor. Selain itu, penggunaan pil dan suntik rentan sekali karena jika lupa maka bisa `kebobolan`," ujarnya.

Sumatera Selatan sempat menyandang peringkat sebagai "ratu suntik" karena tingginya penggunaan alat kontrasepsi jenis tersebut.

Namun, seiring dengan gencarnya sosialisasi mengenai MKJP, saat ini jumlah aseptor yang menggunakan implant dan Intra Uterine Device atau spiral bergerak naik pada 2014.

Ia mengatakan karena telah mendapat respon positif dari masyarakat, BKKBN berharap pemerintah kabupaten/kota dapat bersinergi untuk meningkatkan kepesertaan KB metode MKJP ini bagi pasangan usia subur.

"Seperti diketahui bahwa BKKBN memiliki anggaran yang sangat terbatas, oleh karena itu pemerintah menetapkan harus sharing dengan pemerintah kabupaten/kota," kata dia.

Pusat Pengolaan Data dan Informasi BKKBN Sumsel menyatakan bahwa angka Unmetneed atau kebutuhan layanan keluarga berencana yang belum terpenuhi di Sumatera Selatan terdata 10 persen dari total pasangan usia subur. Sementara angka rata-rata nasional 15,8 persen.

Saat ini yang mencolok perhatian di Sumsel yakni tingginya angka ASFR (jumlah anak yang terlahir dari perempuan usia 15-19 tahun) yakni 92,03 persen atau melampaui rata-rata nasional 38,21 persen.