Kepala BNPT: Hilangkan budaya "sharing" tanpa saring

id Komjen Pol Suhardi Alius, Kepala BNPT, sosial media, sebarkan, berita bohong

Kepala BNPT: Hilangkan budaya "sharing" tanpa saring

Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengajak generasi muda khususnya mahasiswa untuk menghilangkan budaya "sharing" tanpa saring, terutama dalam mengantisipasi hoaks atau berita bohong.

"Biasakan untuk adik-adik di sini, kita hilangkan budaya 'sharing' tanpa saring," kata Suhardi saat memberikan kuliah umum bagi mahasiswa baru 2017 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa.

Kuliah umum yang dihadiri oleh rektor, dosen, dan 5.000 mahasiswa baru Unsoed itu juga menghadirkan Guru Besar Fakultas Hukum UII Yogyakarta Prof Dr Moh Mahfud MD, Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah Brigjen Pol Tri Agus MH, dan Ketua Umum PPP M Romahurmuziy sebagai pembicara.

"Untuk bisa menyaring informasi, jangan  mudah terpengaruh dan percaya dengan adanya hoaks," kata Suhardi seperti dikutip dalam siaran pers.

Kepala BNPT juga mengajak para mahasiswa waspada karena saat ini sasaran teroris adalah generasi muda.

"Sasaran teroris kini generasi muda karena generasi kalian sangat rentan dan sedang mencari identitas diri, tidak berpikir yang lain. Untuk itu, pengetahuan harus terus diterapkan, tak hanya moral saja yang kita tanam," kata Suhardi.

Mantan Kabareskrim Polri itu  menyampaikan bahwa penyebaran radikalisme, bahkan perekrutan teroris, kini bersifat terbuka,  yakni melalui website, media sosial,  dan messenger. Sebelumnya perekrutan ini dilakukan secara tertutup seperti melalui pertemanan dan kekeluargaan.

"Paham radikal dan aksi teroris di mana pun bisa terjadi. Tidak ada tempat lagi di sini yang steril, radikal sudah bisa masuk lewat mana pun salah satunya melalui smartphone," ujar Kepala BNPT.

Oleh karena itu, Suhardi menekankan pentingnya sikap nasionalisme dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Menurutnya hubungan antara dosen dan mahasiswa juga tidak boleh terpecah.

"Tolong peduli lingkungan, siapa teman kita, siapa lingkungan kita. Dosen juga harus peduli terhadap mahasiswa sehingga jika ada hal yang menyimpang bisa langsung diatasi, jangan sampai terjadi mahasiswa tiba-tiba sudah ada di Irak karena tergabung anggota ISIS," ujar Suhardi.

Ia juga mengingatkan pihak universitas harus bisa memilah dan memilih dosen karena banyak pengalaman terjadi radikalisme bisa dari dosen yang mengajar.

Pada akhir pembahasan Suhardi mengingatkan para mahasiswa baru Unsoed untuk menjaga NKRI, mencintai bangsa dan juga daerah masing-masing.