Sampit (ANTARA Sumsel) - Kementerian Kesehatan mengajak masyarakat menjaga kesehatan dengan melakukan pencegahan penyakit termasuk penyakit tidak menular yang kini justru mendominasi penyakit penyebab kematian.
"Sekarang kecenderungannya berubah dan justru penyakit tidak menular yang paling banyak menjadi penyebab kematian," kata Direktur Penyehatan Lingkungan pada Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Imran Agus Nurali di Sampit, Sabtu.
Dalam 30 tahun terakhir, terjadi perubahan pola penyakit terkait dengan perilaku manusia. Pada tahun 1990, penyebab terbesar kesakitan dan kematian adalah penyakit menular yakni infeksi saluran pernafasan atas, tuberkulosis dan diare.
Namun sejak tahun 2010, penyebab terbesar kesakitan dan kematian adalah penyakit tidak menular yaitu tekanan darah tinggi, stroke, kanker dan kencing manis.
Berdasarkan data, ada sekitar 30 persen penduduk yang mengeluh sakit. Dari jumlah tersebut, sekitar 58 persen mengobatinya dengan mengakses fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan lainnya, sedangkan 42 persen lainnya membeli obat di warung.
Tahun 2015, ada 10 penyakit penyebab terbesar kematian yakni stroke, kecelakaan lalu lintas, jantung iskemik, kanker, diabetes melitus, tuberkulosis, infeksi saluran pernafasan atas, depresi, asfiksia dan trauma kelahiran serta penyakit paru obstruksi kronis.
Dari data itu terlihat dominasi penyakit tidak menular yaitu stroke, jantung iskemik, kanker dan diabetes melitus.
Perubahan fenomena ini terjadi akibat perilaku dalam menjalankan pola hidup sehat. Warga mengantisipasi penyakit menular, namun mengabaikan perilaku yang berdampak pada munculnya penyakit tidak menular yang juga memicu kematian.
"Penyakit tidak menular itu pengobatannya lama bisa seumur hidup dan biayanya besar. Untungnya sekarang ada ada BPJS. Makanya kita upayakan pada pencegahan. Pegawai kesehatan harus menjadi jadi contoh, minimal periksa tekanan darah," kata Imran.
Gerakan masyarakat sehat atau Germas harus terus digalakkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menjalankan pola hidup sehat. Pencegahan jauh lebih baik dibanding melakukan pengobatan ketika sudah terjangkit penyakit.
Berita Terkait
Pemkab Ogan Ilir vaksin 200 ekor kerbau cegah penyakit ngorok
Rabu, 24 April 2024 14:03 Wib
Bupati OKI pantau langsung penanganan wabah penyakit kerbau
Kamis, 18 April 2024 8:04 Wib
Ratusan kerbau di OKI mati mendadak diduga terjangkit virus SE
Rabu, 17 April 2024 10:33 Wib
WBP Lapas Perempuan Palembang berobat ke klinik keluhkan penyakit usai Lebaran
Selasa, 16 April 2024 2:40 Wib
Dinas Ketahanan Pangan Sumsel kendalikan virus SE untuk kerbau di OKI
Selasa, 16 April 2024 1:10 Wib
Pemkab OKI vaksin ratusan kerbau cegah wabah penyakit ngorok
Senin, 8 April 2024 16:06 Wib
Balai Karantina Sumsel gelar operasi patuh karantina di Pelabuhan Tanjung Api Api
Kamis, 4 April 2024 23:55 Wib
Waspadai gejala Flu Singapura menular anak
Selasa, 2 April 2024 16:02 Wib