Pendidikan karakter bukan jargon

id Sumarna Surapranata, jargon, pendidikan, sekolah, karakter

Pendidikan karakter bukan jargon

Dokumentasi Peluncuran Pendidikan Karakter. Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy (kanan) bersiap memberikan bantuan buku cerita kepada siswa SD saat membuka Pameran Pendidikan di Purwokerto, Banyumas, Jateng (ANTARA /Idhad Zakaria)

Medan (ANTARA Sumsel) - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  Sumarna Surapranata mengatakan pendidikan karakter  yang saat ini mulai digalakkan di sekolah bukanlah jargon.

"Penguatan pendidikan karakter kan bukan jargon, harus dipraktikkan dan diamalkan di sekolah," kata Dirjen Sumarna usai membuka "Bimbingan Teknis Program Penguatan Pendidikan Karakter bagi Kepala Sekolah" di Medan,  Rabu sore.

Dia mengharapkan agar 147 kepala sekolah tingkat SD dan SMP di Aceh dan Sumatera Utara yang sedang mengikuti bimbingan teknis  penguatan pendidikan karakter untuk mengajarkan pendidikan karakter kepada guru dan murid di sekolah.

Saat memberikan paparan tentang pendidikan karakter di depan para kepala sekolah, Sumarna menyebutkan sejumlah tindakan yang menjadi bagian dari penguatan pendidikan karakter mulai dari sikap mandiri, kritis dan jujur hingga menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Dia juga sempat bermain sulap dengan "menggandakan" uang  nominal kecil menjadi nominal besar untuk menyindir sejumlah kasus penipuan dengan kedok penggandaan uang. Kasus ini terjadi karena lemahnya pendidikan karakter.

"Segala sesuatu itu harus diusahakan  dan diikhtiarkan. Ini yang harus ditanamkan kepada anak. Jangan biarkan anak percaya dengan Kanjeng Dimas. Kalau sampai percaya, maka anak-anak tidak bisa mandiri," katanya,

Kanjen Dimas adalah terdakwa kasus penipuan dengan menggandakan di Probolinggo, Jawa Timur dengan jumlah korban mencapai ratusan orang.

Dia mengatakan salah satu contoh sederhana pendidikan karakter adalah meminta siswa memimpin doa secara bergiliran setiap hari sehingga semua siswa satu kelas mendapatkan giliran.

"Ajarkan anak jadi pemimpin. Tidak setiap orang bisa memimpin  doa kalau  tidak dibiasakan,  diajarkan, dan  dilatih," katanya menegaskan.

Selain materi ceramah dan diskusi, para kepala sekolah yang mengikuti bimbingan penguatan pendidikan karakter juga akan berkunjung ke dua sekolah di Kota Medan yang telah memberikan penguatan pendidikan karakter.    
 
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berharap para kepala sekolah nanti bisa menerapkan penguatan pendidikan karakter di sekolahnya dan menularkannnya kepada setidaknya tiga sekolah terdekat.