Wali murid minta siswa tak dibebani PR

id wali murid, siswa, sekolah, pr, pekerjaan rumah, tugas, orang tua, guru

Wali murid minta siswa tak dibebani PR

Dokumentasi- siswa SD . (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/dol/17) ()

Bandarlampung (ANTARA Sumsel) - Sejumlah wali murid dan orang tua meminta pihak sekolah yang menerapkan "full day school" tidak membebani siswa dengan pekerjaan rumah (PR).

"Saya kira hanya sekolah anak saya yang memberikan PR, ternyata sekolah lain tempat keponakan sekolah juga melakukan hal serupa," kata Ny. Hartina, orang tua salah satu siswa di sebuah SMA di Bandarlampung, Senin.

Ia menjelaskan bahwa putrinya yang duduk di bangku kelas 12 itu harus berangkat pagi karena masuk pukul  07.15 WIB dan pulang setelah pukul 15.00 WIB.

"Berarti anak saya di sekolah jika dihitung bisa 8 jam. Pulang sudah kelelahan masih harus mengerjakan PR lagi," katanya.

Akibatnya, lanjut dia, anaknya tersebut kurang bersosialisasi dengan rekannya di tempat tinggal. Selain itu, kurang waktu untuk membantu orang tua di rumah.

"Dahulu masih saya minta untuk membantu di dapur kalau sore. Akan tetapi, sekarang kasihan melihatnya. Pulang sekolah setelah makan, salat, istirahat, kemudian sibuk dengan PR-nya," ucapnya.

Untuk kegiatan di rumah, dia hanya meminta putrinya itu mengurus keperluan pribadi dan membereskan kamarnya.

"Kalau hari Sabtu karena libur dan Minggu, saya mengajak anak-anak untuk berbenah rumah. Nyapu, ngepel, serta membersihkan kaca dan menata taman," katanya.

Harapan serupa juga disampaikan Ny. Yuan, yang anaknya juga duduk di bangku kelas 12 di salah satu SMA negeri di Kota Bandarlampung, agar pihak sekolah tidak banyak membebani pekerjaan rumah.

"Sebenarnya, bagus ada PR. Akan tetapi, kalau sekarang 'kan waktunya sudah habis di sekolah. Untuk apa lagi diberikan PR?" katanya.

Karena anaknya sudah di kelas akhir, untuk mempersiakan memasuki perguruan tinggi diberikan les atau privat tambahan pelajaran di lembaga pendidikan atau tempat kursus di luar sekolah.

"Sudah menjadi hal umum banyak siswa yang mencari tambahan pelajaran di luar karena untuk menyiapkan diri dengan banyak berlatih soal-soal di tempat les itu. Kalau mengandalkan di sekolah sepertinya masih kurang," katanya lagi.

Untuk mengatur waktunya, lanjut dia, dengan mencari jam pada sore atau malam setelah si anak pulang sekolah dan sempat beristirahat.

Sementara itu, informasi terhimpun sekolah yang melakukan "full day school" dengan 5 hari masuk sekolah di Bandarlampung, yakni SMP dan SMA negeri serta swasta, sementara SD negeri masih ada yang melaksanakan sekolah 6 hari atau dari Senin hingga Sabtu. Hanya beberapa sekolah dasar swasta yang melakukan "full day school".