Kawanan "bajing Loncat" beraksi di Jakabaring Palembang

id bajing loncat, maling, truk, tersangka, tertangkap, polisi, pelaku, jakabaring, Kapolsek Seberang Ulu I

Kawanan "bajing Loncat" beraksi di Jakabaring Palembang

Ilustrasi- Mobil Truk. (Antarasumsel.com/Feny Sely)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Kawanan "bajing loncat" kerap beraksi di Jakabaring, Palembang, dengan cara menjarah muatan truk berisi sayuran dan kebutuhan pokok lainnya.

Kapolsek Seberang Ulu I, Kompol Mayestika Hidayat di Palembang, Kamis, mengatakan, merespon adanya kejahatan ini dilakukan patroli pada jam-jam rawan yakni sekitar pukul 21.00 WIB---24.00 WIB untuk menangkap pelaku.

Belum lama ini, ia menerangkan, dua anggota kawanan yakni IS (18) dan MI (33) ditangkap pada Senin (31/7) malam sekitar pukul 21.00 WIB.

Pelaku IS, warga Jalan Gubernur H Bastari Kelurahan Silaberanti terpaksa ditembak pada kaki karena mencoba kabur, sedangkan MI (33) warga Jalan Sembendawai 1 Kelurahan 3/4 Ulu menyerahkan diri lantaran takut mendengar suara tembakan peringatan dilepaskan polisi.

"Barang bukti yang kami amankan, satu unit motor Mio berwarna merah-hitam dan senjata tajam jenis pisau garpu dan dua karung bawang merah seberat 50 kg dengan total Rp1 juta," kata dia.

Kedua tersangka ini ditangkap persis di depan kantor Kejari Palembang saat sedang beraksi di atas mobil truk.

"Tersangka IS, kami tangkap saat sedang berada di atas mobil truk, sedangkan tersangka MI, kami amankan sedang di atas motor. Kedua akan dijerat dengan pasal 363 ancaman 5 tahun penjara," kata dia.

Tersangka IS mengatakan, sudah sering melakukan aksi bajing loncat lantaran tidak mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

"Rencananya bawang hasil curiannya akan dijual ke pasar induk Jakabaring seharga Rp800 ribu jika berhasil," kata kuli pangkul ini.

Tersangka mengatakan, setiap beraksi dirinya mendampingi dengan mengendarai sepeda motor menggiring truk.

"Saya yang bagian mengambil bawang sudah dijatuhkan," kata IS.

Di kawasan Jakabaring ini kerap terjadi aksi kejahatan. Bukan hanya `bajing loncat`, tapi juga pembegalan karena kawasan tersebut memiliki banyak jalan tembus dan jalan tikus (alternatif), sehingga memudahkan pelaku untuk melarikan diri.