Pemerintah targetkan Indonesia jadi lumbung pangan dunia

id padi, sawah, lumbung pangan, i Ketut Diarmita, Dirjen Peternakan, produsen pangan

Pemerintah targetkan Indonesia jadi lumbung pangan dunia

Ilustrasi Padi (ANTARA)

Padang (ANTARA Sumsel) - Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada 2045 didukung posisi yang strategis di garis khatulistiwa sehingga disinari matahari sepanjang tahun yang memungkinkan untuk menjadi produsen pangan.

"Sesuai dengan perencanaan pada 2022 mulai persiapan kemudian 2026  mulai mengekspor komoditas pangan," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita di Padang, Sumatera Barat, Rabu.

Ia menyampaikan hal itu pada seminar dan lokakarya nasional Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Lokal Untuk Pencapaian Swasembada Daging Sapi Dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional, digelar  Universitas Andalas bekerja sama dengan Dewan Ketahanan Nasional dan Kementerian Pertanian.

Menurutnya suatu saat pangan akan menjadi rebutan negara-negara di dunia karena jumlah penduduk terus bertambah sedangkan luas daratan tidak bertambah.

"Pada 2045 diperkirakan sumber minyak bumi juga berkurang sehingga orang mulai beralih ke bio energi dan saat itu terjadi peralihan konsumsi ke daging putih atau unggas. Karena saat itu areal semakin sedikit maka dibutuhkan peternakan yang efisien dan efektif," katanya.

Ia memberi contoh untuk peternakan sapi butuh lahan yang luas untuk satu ekor saja harus tersedia lahan satu hektare sementara unggas lebih kecil sehingga lebih efisien.

Pada sisi lain ia  mengatakan  pihaknya saat ini sedang merancang swasembada protein hewani yaitu tidak bertumpu pada satu produk hewan melainkan mendorong adanya keanekaragaman hewan sebagai sumber protein yang dikonsumsi masyarakat.

"Jadi protein itu bisa dari kelinci, domba, kambing, ayam dan telur dan lainnya," kata dia.

Sementara Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Letnan Jenderal TNI  Nugroho Widyotomo mengatakan semua pihak harus duduk bersama memecahkan persoalan yang dihadapi bangsa terutama pada sektor pangan.

"Ada 250 juta penduduk Indonesia yang harus dilayani dan bagaimana caranya agar tidak impor pangan, apalagi negara kita jadi pangsa pasar bagi negara lain," katanya.