"BBM satu harga" diharapkan selesai 1,5 tahun

id BBM, Elia Massa Manik, Pertamina, harga minyak

"BBM satu harga" diharapkan selesai 1,5 tahun

Dokumentasi- Pekerja mengisi BBM ke dalam truk pengangkut di Terminal Automation System (TAS)-New Gantry System (NGS) di Terminal BBM . (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/dol/17) ()

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Program "BBM Satu Harga" yang didorong oleh pemerintah kepada Pertamina diharapkan dapat selesai dalam jangka waktu 1,5 tahun agar kalangan masyarakat di berbagai daerah dapat mengakses BBM dengan harga yang terjangkau.

Dirut Pertamina Elia Massa Manik di Jakarta, Senin menyatakan, saat ini Pertamina tengah mengerjakan program "BBM Satu Harga" di 154 titik yang diharapkan dapat diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 1,5 tahun.

Elia mengemukakan hal tersebut setelah melakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pertamina dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu.

"Kami berharap kepada kawan-kawan di KKP bisa memberikan kepada kami masukan secara proaktif bagaimana kita bisa menyelesaikan ini dalam waktu yang secepat-cepatnya," tambah Dirut Pertamina.

Sampai dengan Juni 2017, secara nasional Pertamina telah merealisasikan pengoperasian lembaga penyalur BBM Satu Harga sebanyak 21 titik di daerah-daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal atau 3T.

Ke depannya, Pertamina juga bakal segera merealisasikan program bahan bakar minyak (BBM) Satu Harga di 25 lokasi dengan pengoperasian empat lembaga penyalur BBM di empat titik pada Juli ini.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina Adiatma Sardjito dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Minggu (16/7), memaparkan keempat lembaga penyalur BBM Satu Harga tersebut meliputi Halmahera Selatan di Maluku Utara, Pulau Kabaruan dan Pulau Karakelang di Sulawesi Utara serta Seram Bagian Barat, Maluku.

"Dengan beroperasinya lembaga penyalur di empat titik ini diharapkan dapat mendorong perekonomian masyarakat setempat karena selama ini BBM dibeli dari pengecer antara Rp15.000 hingga Rp25.000 per liter menjadi hanya Rp6.450 per liter untuk Premium dan Rp5.150 per liter untuk solar," kata Adiatma.

Pemerintah melaksanakan Program BBM Satu Harga dengan membangun lembaga penyalur BBM di kabupaten yang harga BBM-nya masih mahal.

Program BBM Satu Harga dilakukan secara bertahap karena diperlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan persiapan mulai dari penetapan lokasi, survei transportasi BBM, mencari mitra lokal, pembangunan infrastruktur hingga akhirnya lembaga penyalur berupa APMS (Agen Premium Minyak dan Solar) dapat beroperasi.