Pengamat apresiasi capaian IHSG usai lebaran 2017

id ihsg, pengamat ekonomi, pergerakan saham indonesia, bei, Dr James Adam MBA, Indeks Harga Saham Gabungan

Pengamat apresiasi capaian IHSG usai lebaran 2017

Kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Fanny Kusumawardhani)

Kupang (Antarasumsel.com) - Pengamat ekonomi Dr James Adam, MBA, mengapresiasi capaian angka pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia sudah mendekati angka 5.910,24 atau hampir mencapai titik 6.000, selepas Lebaran 2017.

"Capaian ini menggembirakan karena spektakuler dan merupakan rekor baru sepanjang sejarah arus perputaran uang yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia," katanya kepada Antara di Kupang, Jumat.

Anggota IFAD (International Fund for Agricultural Development) untuk program pemberdayaan masyarakat pesisir NTT, mengatakan hal itu menanggapi menguatnya IHSG tertinggi pasca Lebaran sebagai sebuah capaian yang diraih secara spektakuler.

Bayangkan saja katanya, arus uang masuk dari Januari sampai Juni tahun 2017 sudah Rp124 triliun atau hampir sama dengan sepanjang tahun 2016 dari Januari sampai Desember yang Rp126 triliun.

"Lebih tinggi memang perbandingan arus uang masuk antara Januari hingga Juni 2017 dibandingkan capaian Januari hingga Desember 2016," katanya.

Ia mengatakan umumnya dalam dunia perbankan aliran uang masuk dan keluar bisa saja terjadi setiap saat, namun lebih terasa untuk uang masuk sekitar Maret-April setelah penetapan Anggaran untuk mengantisipasi kegiatan dan transaksi gaji, pekerjaan fisik proyek.

Sementara katanya aliran uang keluar sangat terasa antara Juni-Agustus tahun berjalan karena kebutuhan menjelang bulan suci Ramadhan, pembayaran gaji dan Tunjangan Hari Raya (THR) dan mudik Lebaran Idul Fitri.

"Transaksi di BI juga umumnya terasa uang keluar banyak menjelang pelaksanaan mudik Lebaran seperti sepekan terakhir selain untuk bekal perjalanan dan kebutuhan saat kumpul bersama keluarga di kampung halaman," katanya.

Di NTT saja katanya Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur memperkirakan kebutuhan uang tunai jelang Hari Raya Idul Fitri 2017 naik sebesar 14.6 persen

"Kalau melihat pertumbuhan kebutuhan penggunaan uang tahun 2015 berjumlah 0,77 persen dan pada tahun 2016 naik menjadi 18,26 persen maka diperkirakan tahun ini mengalami kenaikan 14,6 persen," katanya.

Hal ini terjadi karena banyaknya kas titipan BI di sejumlah wilayah di provinsi berbasiskan kepulauan ini yang tengah gencar-gencarnya mempromosikan kawasan wisatanya tersebut.

Saat ini sudah ada enam kas titipan BI, belum lagi dalam waktu dekat akan ditambah dua kas titipan lagi yakni di Pulau Sumba dan Pulau Alor agar transaksi dan peredaran uang berjalan lancar.