Jakarta (Antarasumsel.com) - Pegiat Koalisi Nasional Reformasi Penyiaran Muhammad Heychael menilai industri televisi takut kehilangan iklan rokok karena selama ini sangat mudah mendapatkan "kue" iklan dari perusahaan rokok.
"Saya curiga industri televisi menolak larangan iklan rokok karena selama ini sudah terlalu terbiasa dan nyaman bekerja sama dengan industri rokok," kata Heychael dihubungi di Jakarta, Jumat.
Heychael mengatakan, berdasarkan catatan Adstensity, rokok menempati posisi dua besar untuk belanja iklan terbanyak di televisi. Iklan rokok bagaikan "easy money" bagi industri televisi.
Karena itu, Heychael menilai sangat logis bila industri televisi tidak menginginkan pelarangan total iklan rokok melainkan hanya pembatasan seperti sebelumnya.
"Ada ketidakpercayaan diri di kalangan industri televisi bahwa mereka akan kehilangan kue iklan yang selama ini paling besar dari iklan rokok," tuturnya.
Padahal, Heychael melihat meskipun iklan rokok masih senantiasa menempati posisi terbesar dalam belanja iklan, iklan di televisi saat ini mengalami tren semakin melebar.
Artinya, ada peluang bagi industri rokok untuk mendapatkan "kue" iklan dari jenis-jenis iklan selain iklan rokok. Namun, industri televisi tampak malas dan lebih menggantungkan diri pada iklan rokok.
"Tren iklan saat ini melebar. Iklan politik, barang-barang konsumsi dan telekomunikasi semakin banyak. Itu seharusnya menjadi peluang bagi industri televisi," katanya.
Heychael mengatakan industri pertelevisian akan semakin mundur bila masih menayangkan iklan rokok. Karena itu, KNRP mendukung naskah Revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dari Komisi I DPR yang melarang total iklan rokok.
"Sudah ada 144 negara di dunia yang melarang iklan rokok di media penyiaran. Tidak usah bicara dunia. Di Asia Tenggara saja, Indonesia satu-satunya negara yang masih mengizinkan iklan rokok," katanya.
Berita Terkait
Berhenti merokok di momen Ramadhan, ini tipsnya
Sabtu, 23 Maret 2024 23:43 Wib
Pakar sebut vape tidak benar-benar membuat seseorang berhenti merokok
Kamis, 7 Maret 2024 10:34 Wib
Ahli: Rokok elektrik maupun rokok sama-sama miliki risiko kanker paru
Kamis, 29 Februari 2024 14:32 Wib
Dokter: Perokok pasif miliki 4 kali lipat risiko terkena kanker paru
Kamis, 29 Februari 2024 13:39 Wib
Rokok elektrik tidak penuhi syarat untuk modalitas berhenti merokok
Selasa, 9 Januari 2024 15:45 Wib
Pemerintah tetapkan Pajak Rokok Elektrik berlaku mulai 1 Januari2024
Sabtu, 30 Desember 2023 15:51 Wib
Tiga bahan berbahaya rokok elektrik dan efek buruk pada kesehatan
Kamis, 28 Desember 2023 12:20 Wib
Adinkes: PP yang atur tentang rokok eceran bisa batasi perokok pemula
Senin, 18 Desember 2023 21:05 Wib