NPL perbankan Sumatera Selatan terus membaik

id Panca Hadi Suryatno, Non Performing Loan, ojk, kredit

NPL perbankan Sumatera Selatan terus membaik

Panca Hadi Suryatno (Antarasumsel.com/Dolly Rosana/17)

Palembang (Antarasumsel.com) - Indikator kredit bermasalah Non Performing Loan atau NPL perbankan yang beroperasi di Sumatera Selatan

terus membaik, setelah sempat menyentuh angka 3,57 persen yakni masih di bawah batas aman 5,0 persen pada Februari 2017.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional VII Sumatera Bagian Selatan Panca Hadi Suryatno di Palembang, Jumat, mengatakan, berdasarkan laporan terakhir yang diterima OJK per Maret diketahui bahwa NPL bergerak turun ke angka 3,53 persen.

"Kondisi ini tetap kami pantau agar jangan sampai menyentuh angka 4,0 persen karena jika sudah 4,0 persen tergolong berbahaya meski masih dibawah batas ambang 5,0 persen," kata Panca.

Untuk itu OJK aktif mengingatkan perbankan untuk berhati-hati dalam menyalurkan kredit karena jika NPL tinggi, maka sama juga halnya menggerus pertumbuhan kinerja perusahaan.

Oleh karena itu, OJK meminta perbankan untuk segera menyelesaikan kredit-kredit bermasalahnya semisal dengan penjadwalan ulang.

"Jangan hanya berfokus pada penyaluran kredit tapi juga bagaimana caranya kredit yang disalurkan ini juga sehat," kata Panca.

Ia mengatakan, perbankan juga harus mempertimbangkan pelemahan harga komoditas karet yang terjadi sejak tiga bulan terakhir.

Meski harga karet ekspor sempat membaik pada akhir tahun ternyata keadaan tersebut tidak berlangsung lama, karena pada Februari kembali turun di bawah dua dolar per kg.

"Sumsel sejauh ini pertumbuhan ekonominya masih terpengaruh harga komoditas karet, sawit dan batu bara. Meski pertumbuhan ekonomi tetap terjaga karena sejumlah pembangunan infrastruktur, kalangan perbankan tetap harus waspada," ujar dia.

Data OJK periode Desember 2016-Maret 2017 menunjukan pertumbuhan sektor perbankan konvesional masih lambat pada triwulan I/2017 yakni Aset tumbuh 4,7 persen, kredit -0,06 persen, DPK 6,0 persen dan LDR -6,42 persen.

Sementara untuk perbankan syariah mencatat pertumbuhan lebih baik yakni aset tumbuh 13,84 persen, kredit 12,68 persen, DPK 2,28 persen dan FDR 9,61 persen.