Tes SBMPTN berbasis komputer terkendala infrastruktur

id SBMPTN, Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri, secara online, tes online, Zulkifli Dahlan, Kemristekdikti, SBMPTN tidak pernah bocor, Intan Ahmad, kas

Tes SBMPTN berbasis komputer terkendala infrastruktur

Ujian SBMPTN berbasis komputer di Lab Komputer Fakultas Kedokteran Unsri, Palembang, Selasa (16/5) (Antarasumsel.com/Dolly Rosana/Ang/17)

Palembang (Antarasumsel.com) - Tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri berbasis komputer masih sulit dilakukan Panitia Lokal Universitas Sriwijaya karena aturan yang mengharuskan penggunaan sistem Local Area Network (LAN) atau sistem jaringan kabel yang biasanya hanya mencakup wilayah kecil.

Ketua Panitia Lokal Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa PTN Universitas Sriwijaya, Zulkifli Dahlan, di Palembang, Selasa, mengatakan, pada pelaksanaan tahun ini hanya 120 orang peserta yang bisa fasilitasi menjalankan tes berbasis komputer, selebihnya sebanyak 20.704 masih berbasis kertas.

"Ujian berbasis komputer ini sudah dimulai sejak tahun lalu, tapi sudah dua tahun berjalan hanya bisa dilakukan di Laboratorium Komputer Fakultas Kedokteran yang menggunakan sistem LAN," ujar dia.

Zulkifli tidak menyangkal bahwa aturan ini dilatari kebutuhan akan kepastian kestabilan jaringan internet mengingat saat ujian berlangsung diharapkan tidak terjadi masalah. Sementara sejauh ini, sistem wireless masih dipadang rentan dan dikhawatirkan justru menggangu pelaksanaan SBMPTN.

Padahal, menurut Zulkifli sistem wireless yang dimiliki Unsri saat ini juga sudah berkapasitas tinggi, bahkan aula di Kampus Bukit Besar bisa dipakai 500 user. "Tinggal lagi kepercayaan pada teknologi, jika masih percaya sistem LAN, maka ujian berbasis komputer ini belum dilaksanakan total tahun depan," kata dia.

Hal ini terkait juga dengan ketersediaan biaya infrastruktur yang dimiliki Unsri jika harus memasang jaringan sistem LAN, apalagi Unsri masih menempatkan kampus utama di Inderalaya, Ogan Komering Ilir.

"Meski dari sisi efisiensi, ujian berbasis komputer memang jauh lebih baik. Akan tetapi untuk dilaksanakan terbilang tidak mudah, butuh persiapan khusus," kata dia.

Sementara itu, salah seorang peserta ujian CBT, Nanda Aprilia Utami (18) mengatakan dirinya lebih nyaman ketika menjalani ujian berbasis komputer karena tidak ribet mengingat tidak perlu melingkari lebar jawaban dengan pensil 2B.

"Jadi modalnya cuma jari saja, tinggal masukkan nomor dan pin sudah bisa langsung kerjakan soal," ujar Nanda, lulusan SMA 1 Lahat ini.

Senada, Tresia Januarika (18) mengatakan dirinya sejak awal ingin mengikuti tes berbasis komputer. Untuk itu, ia mendaftar pada hari pertama dan di pagi hari.

"Benar dugaan saya, satu hari sudah full dan langsung ditutup pendaftarannya," kata dia.