Studi: Masakan rumah lebih baik buat kesehatan

id makanan rumah, bekal makanan, kuliner terbaik, sehat, secara gizi, hemat uang, finansial keluarga, Oregon State University, apa yang kita makan

Studi: Masakan rumah lebih baik buat kesehatan

Ilustrasi Sejumlah siswa SD minum susu dan makan telur . (ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya/aww)

San Francisco (Antara/Xinhua-OANA) - Satu studi baru menyatakan jalan kuliner terbaik menuju kesehatan yang lebih baik tak selalu mengalir bersama pengeluaran uang, sebab memasak di rumah dapat menyediakan imbalan terbaik buat uang yang dikeluarkan secara gizi serta finansial.

"Secara tradisional, status sosial-ekonomi yang lebih baik --makin banyak uang-- berarti orang yang lebih sehat," kata Arpita Tiwari, peneliti sistem kesehatan di Oregon State University (OSU), AS.

"Penelitian ini bertolak-belakang dengan itu; ini memperlihatkan ketahanan bagi kecenderungan itu. yang penting bukan pengeluaran yang lebih banyak tapi bagaimana anda mengeluarkannya. Apa yang anda makan itu lah yang penting," katanya.

Di dalam dokumen yang disiarkan di American Journal of Preventive Medicine baru-baru ini, Tiwari mengkonfirmasi apa yang mungkin telah dikatakan oleh para ibu dan nenek; kebiasaan makan malam di rumah berarti makanan yang lebih baik dan pengeluaran lebih rendah untuk makanan dibandingkan dengan secara rutin orang makan di luar.

Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 400 orang dewasa di Daerah Seattle, Negara Bagian Washington. Mereka disurvei berkaitan dengan manfaat memasak dan prilaku makan selama satu pekan.

Para peserti diberikan bermacam jenis keterangan yang berkaitan dengan sosial-demografik, dan pola makan mingguan mereka diklasifikasikan dengan menggunakan Indeks Makan Sehat (HEI) --yang berkisar dari 0 sampai 100, dan nilai yang lebih tinggi berarti kualitas makanan yang lebih baik.

Satu nilai indeks di atas 81 menunjukkan makanan "yang baik"; 51 sampai 80 berarti "memerlukan peningkatan"; dan 50 ke bawah berarti "buruk".

Di antara temuan para peneliti itu, rumah tangga yang memasak di rumah tiga kali dalam satu pekan memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 67 pada HEI' dan memasak di rumah enam kali per pekan menghasilkan nilai rata-rata sebanyak 74.

Temuan tersebut juga menunjukkan bahwa mengkonsumsi makan malam yang dimasak di rumah secara rutin, yang berkaitan dengan makanan lebih rendah kalori, gula serta lemak, berarti memenuhi lebih banyak panduan bagi makanan yang sehat sebagaimana ditetapkan oleh US Department of Agriculture.

"Nilai HEI yang lebih tinggi biasanya berkaitan dengan penghasilan, pendidikan dan status sosial-ekonomi yang lebih tinggi," kata Tiwari, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. "Sebaliknya, memasak makan malam di rumah tergantung atas lebih banyak jumlah anak di rumah tersebut. Studi itu tak memperlihatkan kaitan antara penghasilan atau pendidikan dan makan di rumah atau makan di luar rumah."

"Penelitian kami secara empiris mengukur bahwa ketika kita secara rutin makan malam di rumah, asupan gizi kita lebih baik."

Delapan-puluh persen warga AS gagal memenuhi setidaknya beberapa panduan makanan federal, dan sebanyak separuh uang yang dikeluarkan untuk makan di Amerika Serikat untuk membeli makanan yang tidak dimasak di rumah, kata studi tersebut.

Dari 1970-an sampai penghujung 1990-an, persentase kalori makanan yang dimasak di rumah dan dikonsumsi merosot dari 82 jadi 68.

"Seorang ibu yang memiliki dua pekerjaan dengan empat anak, sekalipun ia mengetahui manfaat makan malam yang dimasak di rumah, ia tak memiliki waktu untuk memasak," kata Tiwari sebagaimana dikutip di dalam siaran pers dari OSU. (Uu.C003)