Menteri ESDM sindir PLN lama selesaikan RUPTL

id Ignasius Jonan, sindir pln, pln, Perusahaan Listrik Negara, proses pengesahan, Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik

Menteri ESDM sindir PLN lama selesaikan RUPTL

Ignasius Jonan. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/Ang/17)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyindir Perusahaan Listrik Negara (PLN) lama dalam proses pengesahan Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026.

"Prinsipnya sebenarnya Desember 2016 sudah selesai, Januari juga sudah. PLN ini yang agak lama parafnya, nungguin bisikan temannya," kata Jonan di Direktorat Ketenagalistrikan, Jakarta, Senin.

Pengesahan RUPTL di bulan Maret ini, dinilai Jonan terlalu lama. Karena hal tersebut, tahun depan ia ingin RUPTL selesai pada akhir Januari, agar bisnis PLN cepat selesai prosesnya dan mitra-mitra PLN tidak terhambat kinerjanya.

Ia juga mengharapkan perubahan dari RUPTL tidaklah berubah secara signifikan. Informasi dari Kementerian ESDM, PLN juga diimbau untuk membuat rencana zonasi pasokan gas untuk pembangkit baru.

Sejalan dengan Pemerintah, target pembangunan infrastruktur listrik PT PLN (Perseo) dalam RUPTL ini akan mengedepankan EBT.

PT PLN juga akan mengembangkan PLTU Mulut Tambang dengan target total kapasitas adalah sebesar 7.300 MW dan 1.600 MW PLTU Mulut Tambang akan dibangun di Kalimantan. Sisanya akan dibangun di Sumatera.

Pembangunan pembangkit PT PLN juga hingga tahun 2025 ditargetkan sebesar 77 GW, transmisi sebesar 67.422Kms dan gardu induk dengan target 164.170MVA.

Melalui Keputusan Menteri ESDM (Kepmen ESDM) Nomor 1415 K/20/MEM/2017, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk periode 2017 - 2026 telah disahkan. Dalam RUPTL terbaru ini, target bauran energi untuk Energi Baru Terbarukan (EBT) naik dari sebelumnya 19,6 persen menjadi 22,5 persen pada tahun 2025.

Revisi RUPTL juga menetapkan target terbaru infrastruktur ketenagalistrikan, mengoptimalkan pemanfaatan energi setempat untuk pembangkitan tenaga listrik serta pemilihan teknologi yang lebih efisien sehingga dapat menurunkan biaya pokok penyediaan tenaga listrik.

Dalam RUPTL 2017-2026, jika digabung, pembangkit listrik dari energi air, panas bumi dan EBT lainnya diharapkan bisa mencapai bauran energi 22,5 persen pada 2025, hal ini sejalan dengan target di Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Pembangkit Batu bara di 2025 ditargetkan 50 persen dari total energi primer, Gas 26 persen  dan BBM diharapkan hanya kurang dari 0,5 persen.

Sementara, target pembangunan jumlah pembangkit listrik dalam RUPTL 2017-2026 adalah sebesar 125GW di tahun 2025.