Dewan kesenian lampung dorong Tapis warisan dunia

id tapis, warisan dunia, Dewan Kesenian Lampung, kain tenun khas Lampung, Warisan Budaya Tak Benda

Dewan kesenian lampung dorong Tapis warisan dunia

Evolusi Tapis dengan bentuk Batik kombinasi motif tapis. (ANTARA FOTO/Humas Pemprov Lampung/Dok)

Bandarlampung (Antarasumsel.com) - Dewan Kesenian Lampung mendorong kain tenun khas Lampung yaitu Tapis yang sudah 'go international' untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.

"Terbukti dalam berbagai perhelatan akbar dunia mencatat pesona dan kemegahan kain Tapis Lampung itu," kata Ketua Umum Dewan Kesenian Lampung (DKL) Aprilani Yustin Ficardo, di Bandarlampung, Jumat.

Tak hanya itu, kata Aprilani pula, selebritas dunia Paris Hilton dan Miss Universe asal Puerto Riko Zulyka Rivera juga menggunakan busana rancangan desainer Lampung Aan Ibrahim yang bermotif tapis. "Apalagi  tapis juga sudah tercatat mendapat penghargaan Warisan Budaya Tak Benda atau WBTB Nasional tahun 2013 dari Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan," katanya lagi.

Aprilani Yustin Ficardo memaparkan, pada ajang Miss Intenasional 2014 di Jepang, saat mewakili Indonesia Elfin Pertiwi Rappa mengenakan busana Tapis dengan paduan mahkota khas Lampung, yaitu Siger, dan berhasil menyabet 'The Best National Costum' dengan mengusung tema 'Tale of Siger Crown'.

Pada  ajang Mister Internasional 2015 di Korea Selatan, Kevin Hendrawan, pemenang L-Men of The Year 2014, juga mengenakan baju dari kain Tapis yang dirancang Rendie Arga, bertema 'The Invincible Golden Hero of Krakatau'.

Kemudian, Anindya Kusuma Putri pada ajang Miss Universe 2015 di Las Vegas, AS, mengenakan baju berbahan Tapis karya perancang asal Lampung Mia Ayunda Sari.

Menurut Aprilani Yustin, Tapis juga tampil dalam ajang bergengsi Olimpiade 2016 lalu, dan menuai banyak pujian.

"Kini para perancang busana dalam dan luar negeri mulai melirik dan mengeksplorasi Tapis dalam karya-karyanya," ujar dia pula.

Karena itu, lanjut Aprilani Yustin, sudah saatnya Tapis mendapat pengakuan penghargaan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO.

"DKL akan terus mendorong dan mengupayakan agar Tapis Lampung menjadi warisan budaya dunia," ujarnya lagi.

Sekretaris Umum DKL Bagus S Pribadi menambahkan, Tapis sebagai salah satu warisan budaya Lampung secara filosofis dikenal juga menjadi perekat budaya masyarakat Lampung.

Pada tahap awal ini, lanjut Bagus, pihaknya membentuk tim kecil yang bertugas melakukan identifikasi dan penelusuran tahapan-tahapan serta berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait.

"Pada gilirannya nanti perlu membentuk tim studi dalam rangka mengusulkan Tapis sebagai warisan budaya dunia UNESCO," ujar Bagus S Pribadi lagi.

Badan Pembina DKL Y Wibowo menambahkan, secara teknis sudah dilakukan penelusuran ke Badan Pelestarian Nasional Budaya Bandung dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta sebagai tahapan awal pencanangan WBTB nasional sebagai pijakan untuk mendorong ke tahap Tapis sebagai warisan budaya dunia.

"Ini harus terus disampaikan dan disosialisasikan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti focus group discussion, seminar, penelitian-penelitian, penguatan dan eksistensi dalam masyarakat melalui industri kerajinan,pasar pariwisata dan publikasi tentang Tapis Lampung," ujar Y Wibowo pula.