Jambi (Antarasumsel.com) - Organisasi lingkungan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi Jambi menyebutkan saat ini kondisi air Sungai Batanghari memperihatinkan karena berbagai aktivitas industri yang tidak terkontrol.
"Persoalan yang ada di Sungai Batanghari cukup kompleks sehingga fakta menunjukan kondisi dan kualitas air mengalami perubahan yang signifikan dan kondisinya memprihatinkan," kata Direktur Eksekutif Walhi Jambi Rudiansyah di Jambi, Rabu.
Rudi mengatakan faktor terbesar dan utama penyebab menurunnya kualitas air itu adalah adanya pembangunan industri dan pabrik di sekitar badan sungai sehingga pembuangan limbah industri juga muaranya mengalir ke sungai.
"Belum lagi ditambah persoalan adanya aktivitas penambangan ilegal dan kerusakan kawasan hutan di daerah hulu sungai yang marak dan tidak terkontrol," katanya.
Dengan kondisi air di Sungai Batanghari yang keruh saat ini sudah jarang lagi masyarakat yang memanfaatkan air tersebut untuk keperluan sehari-hari seperti untuk dikonsumsi.
"Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai sudah jarang memanfaatkan air sungai untuk keperluan sehari-hari, sekarang justru lebih banyak pakai sumur," katanya.
Bahkan kata Rudi, kondisi air di Sungai Batanghari yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera itu juga pernah disinggung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla saat kunjungan kerjanya dalam rangka meresmikan Jembatan Pedestrian di Kota Jambi yang dibangun diatas perairan Sungai Batanghari.
"Kondisi air Batanghari yang keruh pernah disinggung Wapres, bahwa air Batanghari sekarang berbeda dengan yang dulu, dulu itu jernih," katanya.
Menurutnya, dalam menanggapi persoalan tersebut sangat dibutuhkan sinergitas dalam pengelolaan yang harus segera dilakukan agar kualitas air Batanghari tidak tercemar limbah berat yang dapat membahayakan manusia.
"Menurut saya pemerintah perlu ada segera sinergitas dan kesatuan dalam pengelolaan sungai, apabila lambat maka ke depannya kondisi air semakin memprihatinkan," katanya menjelaskan.
Bertepatan dengan Hari Air Sedunia ke-XXV yang jatuh pada 22 Maret 2017 itu, Rudi mengatakan bahwa makhluk hidup di bumi membutuhkan air untuk keberlangsung hidup.
Sehingga diingatkan kepada masyarakat pentingnya menjaga kelestarian sungai dan air untuk keberlangungan hidup.
Berita Terkait
Karena malu SN nekat bunuh dan buang bayinya ke aliran sungai
Kamis, 28 Maret 2024 9:12 Wib
Pj Bupati Banyuasin sebut Susur Sungai Musi bermanfaat bagi masyarakat
Selasa, 26 Maret 2024 21:37 Wib
Tim BI Sumsel susuri Sungai Musi layani tukar rupiah jelang lebaran
Selasa, 26 Maret 2024 19:58 Wib
Sungai Ciliwung berbusa, ternyata dari pengepul limbah plastik
Selasa, 26 Maret 2024 3:05 Wib
PTPN I Regional 7 Sungai Lengi safari ramadhan dan santuni 160 yatim di Muara Enim
Senin, 25 Maret 2024 22:32 Wib
Akibat banjir, lalu lintas Merangin-Kerinci diputar melalui Padang
Sabtu, 23 Maret 2024 23:23 Wib
Polairud dalami kasus bandar sabu wilayah perairan Sungai Baung
Sabtu, 23 Maret 2024 1:05 Wib
Balita perempuan hanyut saat ikut ayahnya mancing di sungai
Senin, 18 Maret 2024 0:30 Wib