BI gandeng desainer ternama bangkitkan batik Bengkulu

id batik bengkulu, bank indonesia, desainer, produk premium, batik besurek, bersurat

BI gandeng desainer ternama bangkitkan batik Bengkulu

Motif batik Besurek dari Bengkulu. (Wikimedia)

Bengkulu (Antarasumsel.com) - Bank Indonesia berencana menggandeng desainer ternama Indonesia untuk menghasilkan produk premium dari bahan batik asli Bengkulu, yakni batik besurek (bersurat).

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Senin, menyebutkan bahwa batik Bengkulu perlu dibangkitkan, baik nilai produk maupun sisi komersialnya.

Salah satu cara efektif untuk membangkitkan batik Bengkulu, katanya, dengan memperkenalkan berbagai jenis pakaian hasil perancang ternama.

Pakaian rancangan desainer ternama itu, katanya, nantinya dipromisikan pada berbagai kegiatan yang digelar di Jakarta Convention Center.

"Kita sedang cari mana desainer yang akan digandeng, dengan ini nantinya diharapkan meningkatkan minat berbagai kalangan terhadap batik besurek," kata dia.

Dia mengharapkan program sosial pembinaan batik besurek, membuat  batik asli Bengkulu itu menjadi salah satu bahan pakaian yang diperhitungkan, baik sesama batik maupun jenis tekstil lainnya.

"Oleh karena itu kita serahkan pada ahlinya, yakni desainer ternama, di tangan mereka akan dihasilkan pakaian bermutu tinggi, dan diminati, keinginan kita juga mampu menarik mata dunia," kata dia.

Sampai saat ini, kondisi batik dengan motif kaligrafi tersebut belum mampu menarik minat pasar. Target pasar paling tinggi, yakni masih pasar lokal. Batik besurek lebih banyak digunakan sebagai pakaian sekolah dan pegawai negeri setempat.

Masih minimnya minat pasar nasional maupun internasional batik besurek, katanya, karena sektor wisata Bengkulu belum tumbuh positif.

Pada 2016, kunjungan wisatawan mancanegara ke Bengkulu hanya 0,12 persen dari jumlah keseluruhan yang datang ke Pulau Sumatra. Jika destinasi wisata Bengkulu sudah banyak diminati turis, tentu batik besurek cukup diminati hanya dengan dipasarkan di sentra penjualan oleh-oleh khas daerah itu.

"Sektor wisata kita belum banyak peminat, jadi harus ada jalan lain untuk mempromosikan komoditas khas daerah ini," ujarnya.