Palembang gelar Festival buah dan bunga

id Festival Buah, Kawasan Wisata Kambang Iwak, bisnis holtikultura, Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, duku, durian, nanas

Palembang gelar Festival buah dan bunga

Gubernur Sumsel Alex Noerdin (Antarasumsel.com/Feny Selly/Aw)

Palembang (Antarasumsel.com) - Kota Palembang menggelar Festival Buah dan Bunga di Kawasan Wisata Kambang Iwak untuk mempromosikan dan mengembangkan bisnis holtikultura di tengah masyarakat.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dalam sambutan saat membuka festival itu, di Palembang, Jumat, mengatakan dinas terkait di Kota Palembang harus memanfaatkan festival ini untuk memperkenalkan tiga jenis buah unggulan Sumsel, yakni duku, durian, dan nanas.

Menurut Alex, jika dikembangkan dengan serius, bukan tak mungkin Sumsel akan menjadi salah satu daerah penghasil buah secara nasional. Apalagi, buah lokal ini pernah menyentuh pasar internasional.

Ia meyakini jika kegiatan serupa diperbanyak maka tidak hanya menarik minat warga untuk berbisnis komoditas buah lokal, tetapi juga memotivasi para petani untuk giat menanam.

"Saat ini buah asli Sumsel dari beberapa daerah memang sudah memenuhi permintaan pasar dan bisa bersaing, namun perbaikan harus terus dilakukan," kata Alex lagi.

Wali Kota Palembang Harnojoyo mengungkapkan, saat ini Kota Palembang tengah mengembangkan kawasan pinggiran yang masih banyak terdapat lahan kosong, seperti kawasan Gandus yang telah menjadi destinasi wisata agropolitan, dan Kenten Laut serta Talang Jambe yang menghasilkan buah pepaya.

"Ada 12.000 hektare lebih, itu yang akan kami manfaatkan ke depan. Sejumlah fasilitas kawasan agropolitan juga ditingkatkan. Bahkan, Kota Palembang juga bisa swasembada beras," kata Harnojoyo.

Ketua Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor di Sumsel Prof Dr Adi Mulyana yang juga Ketua Program Studi S2 Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya mengatakan buah-buahan yang dihasilkan oleh petani Sumsel terbilang dapat diunggulkan dan bersaing.

Hanya saja, dari segi kontinuitas kesetersediaannya masih tertinggal, sehingga tak jarang ketika permintaan pasar meningkat justru petani kewalahan. Akibatnya, pembeli justru beralih ke daerah lain, sampai harus mengimpor buah dari luar negeri.

Karena itu, menurutnya, perlu dilakukan rekayasa ilmiah agar buah yang dihasilkan bisa memenuhi permintaan pasar.

"Buah di Sumsel, seperti duku, durian, dan beberapa lainnya, bergantung dengan iklim makro dan mikro, sehingga harus dilakukan rekayasa agar tetap menghasilkan," kata dia lagi.

Dukungan pemerintah sangat dibutuhkan, yakni dalam mendatangkan investor mengingat untuk rekayasa paranet, rumah kaca, irigasi teknis, sampai rekayasa nutrisi seperti hidroponik membutuhkan dana yang besar.

"Tapi jika ini berhasil maka buah-buahan asal Sumsel akan mengusai pasar, bukan hanya nasional tapi internasional," kata Alex Noerdin pula.