Video penganiayaan muncul, Myanmar janji tindak tegas polisi

id Myanmar, kekerasan, video penyiksaan, polisi, Islam

Video penganiayaan muncul, Myanmar janji tindak tegas polisi

Ilustrasi (Antarasumsel.com/Grafis/Ang)

Yangon (Antara/Reuters) - Pemerintah Myanmar menyetujui pengambilan tindakan terhadap polisi penganiaya umat Islam setelah muncul rekaman tentang beberapa warga desa mengalami kekerasan.

Rekaman di jaringan tersebut muncul di tengah ketegangan mengenai tindakan tegas pemerintah dalam memberangus beberapa tersangka pemberontakan.

Pasukan datang secara bergelombang ke negara bagian Rakhine di Myanmar baratlaut, yang berbatasan dengan Bangladesh, sejak sejumlah pria bersenjata menyerang beberapa pos perbatasan pada 9 Oktober 2016, yang menewaskan sembilan petugas.

Gerakan pembersihan militer Myanmar tersebut menyebabkan 34 ribu anggota kelompok suku kecil muslim Rohingya melarikan diri ke negara tetangga, Bangladesh, kata pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Warga dan kelompok pemerhati hak asasi manusia menuding pasikan keamanan menyalahgunakan kewenangannya selama operasi tersebut, termasuk melakukan eksekusi dan pemerkosaan yang dibantah oleh pemerintahan Aung San Suu Kyi.

Dalam rekaman itu, yang disebarkan luas di media gaul dan disiarkan sejumlah lembaga penyiaran di Myanmar, beberapa polisi terlihat memukul dan menendang dua warga desa selama gerakan tersebut, tempat puluhan muslim Rohingya dibariskan untuk menjalani pemeriksaan.

Video tersebut memuat tayangan langka mengenai adanya upaya menghalangi para pekerja lembaga donor dan pihak luar lainnya memasuki wilayah itu sejak bulan Oktober lalu.

Suu Kyi memastikan keabsahan rekaman video tersebut dengan menyatakan bahwa rekaman itu diambil oleh pihak kepolisian selama operasi pembersihan pada 5 November lalu di wilayah utara negara bagian Rakhine.

"Tindakan akan segera diambil terhadap polisi yang diduga memukul sejumlah warga desa," kata pihak kantor Suu Kyi dalam pernyataannya yang dikeluarkan pada Minggu malam.

Tindakan polisi memberikan petunjuk sebagai tindakan balasan terhadap para pria bersenjata yang menyerang polisi dua hari sebelumnya di tempat penampungan di desa bernama Kotankauk itu, kata pejabat tersebut.

Kantor Suu Kyi mengidentifikasi empat polisi melalui nama, termasuk pemimpin operasi di lapangan dan salah seorang yang terlihat memukul sejumlah penduduk desa dalam tayangan video itu.

"Penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk membongkar petugas kepolisian lainnya yang memukul beberapa penduduk desa," katarnya.

Pejabat tinggi kepolisian di Ibu Kota Myanmar di Naypyitaw kepada Reuters mengungkapkan bahwa pihak berwenang menahan empat polisi, Senin, atas tuduhan mereka terlibat penganiyaan.

Pejabat tersebut menolak menyebutkan jati dirinya karena dia tidak memiliki kewenangan untuk berbicara kepada media.

Kekerasan di negara bagian Rakhine memicu kritikan terkini dari dunia internasional bahwa peraih Nobel Perdamaian Suu Kyi hanya sedikit bekerja dalam membantu anggota minoritas muslim Rohingya yang telah ditolak status kewarganegaraannya di Myanmar, negara dengan mayoritas penduduk Buddha itu.

Pemerintah menyalahkan kelompok militan yang memiliki jaringan kelompok garis keras di luar negeri atas serangan pada 9 Oktober 2016.

Media milik pemerintah Myanmar melaporkan bahwa sedikit-dikitnya 86 orang tewas dalam gerakan pasukan keamanan setelah serangan tersebut. (Uu.M038)