Pulau pasir putih jadi destinasi wisata baru

id Pulau Pasir Putih, Perairan Meko, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur, destinasi wisata baru

Pulau pasir putih jadi destinasi wisata baru

Pulau Pasir Putih Perairan Meko (doc.bkpm-nttprov.web.id)

....masyarakat setempat menyebutnya "Wera Bura" (wera: pasir, bura: putih) itu, menyajikan keindahan alam pulau pasir beserta gugusan pulau-pulau kecil....
Larantuka, NTT (Antarasumsel.com) - Pulau Pasir Putih yang terletak di sekitar Perairan Meko, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur menjadi salah satu destinasi wisata baru yang ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah terutama saat liburan.

Lokasi wisata yang dalam bahasa daerah masyarakat setempat menyebutnya "Wera Bura" (wera: pasir, bura: putih) itu, menyajikan keindahan alam pulau pasir beserta gugusan pulau-pulau kecil tanpa penghuni di sekitarnya yang dipisahkan lautan yang jernih, dengan menyimpan potensi wisata bawah lautnya kaya.

Salah seorang warga pengunjung Amal Lamablawa (26), Rabu, mengakui, "Wera Bura" kini tidak hanya menjadi incaran pengunjung lokal namun masyarakat dari berbagai daerah termasuk wisatawan asing.

"Sekarang semakin banyak orang sangat tertarik dan memuji pemandangan alam di sana (Pulau Pasir Putih) apalagi mendapatkan sunset pada sore hari yang indah," katanya, di sela kunjungan ke lokasi wisata Pulau Pasir Putih yang berada di sebelah timur Pulau Adonara itu.

Pengunjung bisa sampai ke lokasi tersebut harus menggunakan transportasi berupa perahu motor melalui akses jalur penyeberangan langsung dari Meko maupun Desa Waiwuring, Kecamatan Witihama.

Pengunjung dapat menyewa perahu motor milik nelayan setempat dengan kisaran biaya Rp100.000-Rp300.000 yang disesuaikan dengan kapasitas muatan dan jalur yang dilewati.

"Kalau wisatawan asing yang datang dengan kapal layar kecil (yacht) biasanya langsung melepas jangkar di sekitar pulau tersebut, kemudian menyelam dan berjemur," katanya lagi.

Pulau Pasir Putih merupakan lokasi wisata yang baru populer pada beberapa tahun terakhir. Letak lokasi wisata tersebut berjejer dengan destinasi wisata lain, seperti Pantai Bani, Lewobuto yang berhadapan dengan Pulau Lembata.

Selain menyajikan keindahan alam pulau-pulau kecil dan laut, pengunjung juga bisa menyaksikan secara lebih dekat pemandangan Gunung Batu Taran yang berada di tengah laut, dengan mitos yang diceritakan masyarakat setempat bahwa pada zaman dulu gunung tersebut bisa berpindah-pindah tempat.

Pemerintah kabupaten maupun provinsi tengah mendorong daerah tersebut menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan di Kabupaten Flores Timur.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu secara terpisah mengatakan, pihaknya telah mengunjungi langsung lokasi tersebut bersama Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

Menurut dia, lokasi wisata tersebut memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi unggulan daerah setempat, karena selain keindahan alam pulau-pulau kecil tanpa penghuni, perairan di sekitarnya juga memiliki potensi bawah laut yang indah dan cocok untuk wisata menyelam (diving).

"Perairan Meko hingga Tanjung Bunga di Flores Timur memiliki keindahan bawah laut yang tidak kalah menarik dengan daerah lain, seperti Alor, untuk itu pemerintah tengah mendorong agar ke depan daerah tersebut dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan," katanya pula.

Pada bulan Agustus 2016 lalu, pemerintah setempat menyelenggarakan lomba foto bawah laut di perairan tersebut dengan melibatkan sekitar 11 peserta yang sudah terseleksi dari negara Amerika Serikat, Singapura, Jepang, Australia, dan Indonesia.

Marius mengatakan, hasil foto bawah laut tersebut sudah diluncurkan di Jakarta beberapa waktu lalu, dan dikemas dalam bentuk buku yang kemudian dibagikan kepada berbagai pemangku kepentingan di bidang pariwisata.

Dia berharap agar masyarakat setempat tetap memelihara kekayaan wisata tersebut terutama kebersihannya, agar ke depan semakin banyak wisatawan yang tertarik berkunjung sehingga bisa berdampak meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Selain itu, pemerintah daerah juga harus terus mengamankan wilayah perairan itu, agar kekayaan bawah laut tersebut tidak dirusak dengan aksi pengeboman ikan oleh oknum-oknum nelayan," demikian Marius Ardu Jelamu.