Pastika ajak maknai natal dengan cinta damai

id Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, umat Nasrani, cinta damai, arogansi golongan

Pastika ajak maknai natal dengan cinta damai

Misa Natal (Foto Antarasumsel.com/14/Edo Permana)

Denpasar (Antarasumsel.com) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak umat Nasrani memaknai Natal dengan mengedepankan semangat cinta damai dan menghilangkan arogansi golongan.

"Kita semua adalah masyarakat yang cinta damai, karena damai itu indah. Damai itu suatu kebutuhan yang mutlak dan asasi bagi umat manusia. Oleh karena itu, segala upaya harus dilakukan dalam menciptakan dan memelihara kedamaian itu," kata Pastika di sela-sela acara Peringatan Hari Ibu, di Denpasar, Rabu.

Dengan momentum perayaan Natal ini, dia mengharapkan kepada seluruh masyarakat, siapapun itu, apapun agamanya, dan darimana pun berasal agar bersama-sama menjaga Bali supaya dapat hidup lebih baik lagi, di tengah suasana kedamaian, keamanan dan kesejahteraan.

"Jadi, mari kita hilangkan rasa ego dan arogansi golongan, kesukuan, dan sebagainya supaya bisa hidup dalam suasana toleransi, kedamaian dan kasih sayang antara sesama kita krama (warga) Bali," ucapnya.

Terkait dengan faktor keamanan dalam perayaan Natal, Pastika meyakini bahwa aparat keamanan sudah bekerja keras untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Di sisi lain, dalam menyambut Tahun Baru 2017, mantan Kapolda Bali ini berharap bahwa apa yang sudah dikerjakan selama 2016 dapat memberikan peningkatan bagi kesejahteraan bersama.

"Saya harap pada 2017 bisa menjadi lebih baik lagi, apa yang selama ini kurang baik, dan belum selesai, tentu harus diselesaikan," ucapnya.

Pastika juga menyinggung perhelatan politik yang akan terjadi pada 2017 yakni Pilkada Buleleng dan juga persiapan menuju Pemilihan Gubernur dan Wagub Bali 2018.

"Situasi politik pasti akan lebih bergairah, sehingga saya harapkan jangan sampai terjadi polarisasi yang demikian parah atau ekstrem di masyarakat," ucapnya.

Dia mengingatkan bahwa sejatinya tujuan pilkada adalah ingin memilih pemimpin Bali yang punya kemampuan, kompetensi, yang bisa dipercaya, punya integritas dan semangat pengabdian.