Alutsista hibah bisa tahan 50 tahun

id alutsista, Wakil Presiden, Jusuf Kalla, alat utama, sistem persenjataan, pesawat C-130 Hercules, peralatannya diganti

Alutsista hibah bisa tahan 50 tahun

Jusuf Kalla. (ANTARA /muhammad Iqbal/Ang)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang dihibahkan seperti pesawat C-130 Hercules yang jatuh di Wamena, Papua sebenarnya bisa tahan sampai 50 tahun.

"Pesawat seperti itu bisa tahan 50 tahun, tapi semua sudah diganti, mesinnya, peralatannya diganti," kata Wapres di Jakarta, Senin.

Wapres menyatakan hal tersebut menanggapi jatuhnya pesawat C-130 Hercules HS asal Australia yang jatuh di Wamena, Papua pada Minggu (18/12).

Wapres mengatakan saat ini penyebab jatuhnya pesawat tersebut tengah diteliti, apakah terkait manusianya atau pesawat juga terkait faktor cuaca.

"Kita tidak tahu apakah ini minim perawatan, tunggu saja hasilnya," tambah Wapres.

Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja, mengatakan pesawat C-130 Hercules HS asal Australia yang jatuh di Wamena, Papua masih layak terbang.

"Secara kelaikan pesawat ini layak terbang, sisa jam terbang 9.000 jam terbang, semua kondisi layak terbang," ujar Wakasau saat jumpa pers di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu.

Pesawat Hercules itu terbang dalam misi latihan, yakni dalam rangka peningkatan kemampuan penerbang.

Pesawat Hercules bernomor A-1334 yang dipiloti oleh Mayor Pnb Marlon A Kawer diawaki 12 orang dan satu orang penumpang. Pesawat berangkat dari Timika pukul 05.35 WIT dan dijadwalkan mendarat di Wamena pukul 06.13 WIT. Namun pukul 06.09 WIT, pesawat mengalami "lost contact".

Adapun nama-nama kru pesawat Hercules itu yakni Kapten J. Hotian F. Saragih (Penerbangan BR), Lettu Hanggo Fitradhi (Penerbangan II), Lettu Fajar Prayogo (Navigator I), Peltu Lukman Hakim (Juru radio udara).

Berikut Peltu Suyata (Juru mesin udara I), Peltu Khusen (Juru mesin udara II), Serma Khodori (Juru mesin udara II), Peltu Agung (Load master II), Serma Fatoni (Load master I), Serda Suyanto (Extra Crew), dan Peltu Agung Tri (Load master I).

"Sementara satu penumpang terusan dari Abdurrahman Saleh bernama Kapt Rino dari Satuan Radar 242 Tanjung Warari, Biak juga menjadi korban," kata Wakasau.