Pembunuhan insinyur "drone", serangan terhadap perlawanan Palestina

id hamas, pembunuhan, insinyur, gerakan perlawanan islam, Mohammad Az-Zawari, Kota Sfax, Tunisia

Pembunuhan insinyur "drone", serangan terhadap perlawanan Palestina

HAMAS (Reuters)

....media Israel mengatakan Az-Zawari di bunuh karena keterlibatannya dengan faksi Palestina bersenjata, terutama HAMAS....
Kota Gaza (Antara/Xinhua-OANA) - Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) pada Sabtu (17/12) menyatakan pembunuhan insinyur penerbangan Mohammad Az-Zawari di Kota Sfax, Tunisia, adalah "serangan terhadap prelawanan Palestina".

Sayap militer HAMAS, Brigade Al-Qassam, mengatakan di dalam satu pernyataan kejahatan yang terjadi pada Kamis lalu takkan berlalu tanpa hukuman.

Menurut pernyataan tersebut, pembunuhan itu dipandang sebagai "tanda bahaya yang mengancam Dunia Arab dan Islam".

"Az-Zawari telah bergabung dengan perlawanan Palestina dan HAMAS, seperti banyak orang lain di Dunia Arab dan Islam yang perhatian mereka tertuju ke Jerusalem dan Masjid Al-Aqsha ... dan perang bersama brigade dalam mempertahankan Palestina," kata sayap militer HAMAS.

Az-Zawari, seorang insinyur penerbangan dan kepala perhimpunan penerbangan Tunisia Selatan, ditembak kepalanya oleh beberapa pria tak dikenal yang bersenjata dari jarak dekat.

Media Arab melaporkan dinas rahasia Israel, Mossad, berada di belakang pembunuhan tersebut.

Beberapa sumber media Israel mengatakan Az-Zawari bunuh karena keterlibatannya dengan faksi Palestina bersenjata, terutama HAMAS, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.

Media itu juga menyatakan tiga agen rahasia asing dengan menggunakan paspor Eropa berada di belakang pembunuhan tersebut.

Surat kabar Israel Yedioth Ahronot menyatakan satu kelompok menyewa empat mobil dan menggunakan senjata dengan peredam untuk menembak Az-Zawari, yang sebelumnya memasuki Jalur Gaza melalui terowongan dan melatih anggota HAMAS serta membuat kendaraan udara tanpa awak.

Brigade Al-Qassam menggunakan kendaraan udara tanpa awak, yang diberi nama pesawat Ababeel, untuk pertama kali pada musim panas lalu.

HAMAS menyatakan para insinyurnya mampu memproduksi kendaraan udara tanpa awak dan membuat tiga jenis kendaraan semacam itu.

(Uu.C003)