Palembang (ANTARA Sumsel) - Peluang berbisnis kopi bubuk ataupun kedai kopi di Kota Palembang Sumatera Selatan sangat menjanjikan, karena makin meningkatnya edukasi tentang kopi di masyarakat.
Bisnis kopi di kota tersebut sekarang ini sedang hangat-hangatnya, sehingga omset penjualan kopi bubuk ataupun jumlah kunjungan di kedai kopi terus mengalami kenaikan 20 - 30 persen tiap bulannya, kata Fadel (24) pemilik "Kedai Kopi Baik" saat ditemui pada festival kopi Kampung Arab Al- Munawir Palembang, minggu.
Sementara menurut pemilik Kedai Kopi Cofeephile yang berlokasi di Jalan Demang Lebar Daun, Asep Imam Somanhudi (24), tiap tahun jumlah kedai kopi di Palembang terus bertambah, sehingga tahun depan masih ada kemungkinan jumlah pengusaha baik produsen kopi bubuk ataupun kedai kopi akan bertambah.
Terlebih lagi, kata dia, dengan bermunculan festival atau acara-acara yang mengenalkan kopi kepada masyarakat.
Tren peningkatan inilah yang memancing pengusaha kopi asal Semende Kabupaten Muaraenim, Sunarno (54) untuk ikut berbisnis dengan mendirikan kedai kopi di kota pempek tersebut, meskipun masih terhalang persoalan dana dan lokasi.
Menurut Sunarno, bisnis kopi di Palembang amat menjanjikan setelah melihat tingginya antusiasme masyarakat yang memenuhi festival kopi Kampung Arab Al-Munawir selama dua hari ini.
Pemilik Kedai Kopi Baik, Faadel menambahkan bahwa jika ingin memulai usaha kopi tidaklah membutuhkan modal terlalu besar, cukup Rp6.000.000 hingga Rp10 juta, asalkan memiliki niat yang kuat serta mengoptimalkan promosi lewat media sosial.
Sementara, antusiasme warga terhadap festival kopi Kampung Al -Munawar ini memang begitu tinggi, bahkan jumlah pengunjung yang datang melewati harapan penyelenggara," kata ketua panitia penyelenggara, Robi Sunata.
Ia menjelaskan, festival kopi sendiri melibatkan 16 pengusaha dan pemilik kedai kopi yang ada di Kota Palembang, Pagaralam, Empat Lawang dan Muaraenim sebagai daerah-daerah penghasil kopi terbaik di Sumatera Selatan.
Festival ini melibatkan 10 lebih komunitas dunia maya di Indonesia sebagai bagian dari penyelnggara, kata Robi.
Sementara Kampung Al -Munawar menjadi destinasi festival kopi karena dulu dimasa penjajahan Belanda kampung ini sudah meracik kopi dengan campuran rempah khas.
Selanjutnya, pasca kemerdekaan kopi produksi Kampung Al -Munawar mulai dikenal orang dengan berbagai merek, seperti merek ABK dan sendok emas, kata Muhammad bin Abdul Kadir (58), salah satu tokoh adat dan keturunan ke enam Kampung Arab itu.
Berita Terkait
"Carbon capture storage" berpeluang jadi bisnis baru
Kamis, 28 Maret 2024 11:18 Wib
PT Semen Baturaja paparkan peluang bisnis di Forum Investor BEI Sumsel
Rabu, 6 Maret 2024 16:24 Wib
Bos Apple minta klub MLS pelajari "efek bisnis" Messi
Jumat, 23 Februari 2024 11:38 Wib
UMKM lima kota dilatih optimalisasi bisnis jelang Ramadhan
Rabu, 21 Februari 2024 15:54 Wib
PTBA terus perluas bisnis energi baru terbarukan
Sabtu, 3 Februari 2024 11:11 Wib
Kemenkumham-Pemprov Sumsel bahas pengukuhan gugus tugas BHAM
Minggu, 28 Januari 2024 7:04 Wib
Pempek Umiabi 13 tahun warnai bisnis kuliner khas Palembang
Selasa, 23 Januari 2024 15:26 Wib
Kemenkumham-Pemprov Sumsel membentuk gugus tugas daerah bisnis dan HAM
Jumat, 19 Januari 2024 9:30 Wib