Mata uang terkait komoditas menguat setelah OPEC sepakati pembatasan produksi

id mata uang, pengutan mata uang, harga minyak, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, OPEC, estimasi OPEC, produksi minyak, minyak mentah dunia, ek

Mata uang terkait komoditas menguat setelah OPEC sepakati pembatasan produksi

Mata uang riyal (FOTO ANTARA)

Tokyo (ANTARA Sumsel) - Mata uang yang terkait dengan komoditas menguat pada Kamis, setelah OPEC sepakat untuk memangkas produksi minyak mereka, kesepakatan pertama sejak 2008, yang mendorong harga minyak naik tajam.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mengurangi produksi ke kisaran 32,5-33,0 juta barel per hari, sebuah penurunan 0,7-2,2 persen dari estimasi OPEC untuk produksi minyak saat ini pada 33,24 juta barel per hari.

Kesepakatan itu mengangkat harga minyak, dengan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent membukukan keuntungan terbesar mereka dalam dua setengah bulan terakhir, mencapai tertinggi dalam tiga minggu di 48,96 dolar AS per barel.

Perekonomian Kanada, yang sangat bergantung pada ekspor minyak,melihat mata uangnya meningkat. Mata uang Kanada naik menjadi 1,3068 dolar Kanada terhadap unit AS, setelah bangkit 0,9 persen, kenaikan harian terbesar dalam sebulan, pada Rabu.

Mata uang crown Norwegia adalah pemenang yang jelas, mencapai posisi dekat tertinggi lima bulan di 8,0222 terhadap dolar AS dan mencapai tertinggi 14 bulan di 9,0085 terhadap euro.

Dolar Australia juga mencapai tingkat tertinggi tiga minggu di 0,7696 dolar AS, sekalipun negara pengekspor berbagai sumber daya alam itu merupakan importir neto minyak.

Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa kesepakatan pemotongan produksi minyak itu meninggalkan rincian penting tentang berapa banyak produksi masing-masing negara yang harus diputuskan di pertemuan OPEC resmi berikutnya pada November, ketika undangan untuk pemotongan bersama juga dapat diperluas ke negara-negara non-OPEC seperti Rusia.

"Bisa jadi semua orang berpikir bahwa mereka tidak memotong produksi mereka sendiri," kata Daisuke Uno, kepala strategi di Sumitomo Mitsui Bank.

"Saya pikir pasar masih belum sepenuhnya yakin," dia menambahkan.

Dolar menguat terhadap yen menjadi 100,92 yen, merayap naik dari tingkat terendah satu bulan di 100,085 yen yang disentuh pada Selasa, didukung oleh pemulihan harga saham-saham minyak.

Euro sedikit berubah pada 1,1222 dolar AS, pulih dari terendah Rabu di 1,1182 dolar AS, sebagian dibantu oleh "rebound" saham Deutsche Bank.

Mata uang diperdagangkan mendekati posisi tengah dari pola bertahan ketat sejak Agustus.

Dalam jangka pendek, data inflasi Jerman bisa membantu mata uang jika hal itu menunjukkan kenaikan harga konsumen seperti yang diharapkan, kata Masafumi Yamamoto, kepala analis valas di Mizuho Securities.

Inflasi tahunan Jerman diperkirakan naik menjadi 0,5 persen pada September dari 0,3 persen pada Agustus.

"Inflasi Jerman telah pulih setelah mencapai minus 0,3 persen pada April. Jika kita melihat angka-angka sejalan dengan ekspektasi pasar, itu bisa meredam ekspektasi pelonggaran moneter lebih lanjut oleh Bank Sentral Eropa pada Desember," katanya.