Dinas Kebersihan Lubuklinggau keluhkan limbah kelapa muda

id kelapa, kelapa muda, dinas kebersihan lubuklinggau, sampah, dogan

Dinas Kebersihan Lubuklinggau keluhkan limbah kelapa muda

Ilustrasi - Pedagang buah kelapa muda. (Foto Antarasumsel.com/Yudi Abdullah)

Lubuklinggau (ANTARA Sumsel) - Dinas kebersihan dan Pertamanan Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, mengeluhkan limbah kulit buah kelapa muda yang berserakan dibuang pedagang disembarang tempat, setelah habis berjualan menjelang buka puasa.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Lubuklinggau, Kgs Effendi Feri, Jumat membenarkan jika sampah kulit kelapa muda (Dogan) setiap hari terus bertambah dan membuat petugas kewalahan membersihkannya.

Ia mengatakan, selama bulan puasa ini penjual kelapa pumda di Kota Lubuklinggau mencapai ratusan perdagang, sedangkan hari-hari biasa rata-rata hanya puluhan pedagang, sedangkan limbahnya tak terkendali.

"Kami sudah menurunkan petugas kebersihan di setiap lapak penjual makanan berbuka puasa antara lain di depan eks Kompi dan beberapa lokasi strategis lainnya, namun limbah kulit kelapa muda sulit diatasi," katanya.

Akibat menjamurnya penjual buah kelapa muda dan jenis buah-buahan lainnya itu, jumlah sampah di Kota Lubuklinggau meningkat dua kali lipat yaitu mencapai 300 ton dari sebelumnya hanya 150 ton per hari.

Sedangkan petugas yang ada jumlahnya masih seperti biasa termasuk kendaraan opersional, sehingga tak mampu mengangkut sampah buah-buahan yang dibuang pedagang disembarang tempat itu.

"Meskipun demikian saya tetap mengimbau kepada petugas kebersihan yang ada agar bekerja lebih ekstra lagi meskipun tak ada uang lembur, agar kota Lubuklinggau bebas dari gundukan sampah buah kelapa muda," katanya.

Untuk mengatasi limbah kulit kelapa muda itu, pihaknya mengimbau kepada pedagang agar sampah dogan dapat dikumpulkan ke dalam karung sebelum dibuang ke tempat penampungan sampah.

Bila sudah berada di dalam karung akan memudahkan petugas untuk mengangkutnya ke kendaraan operasional dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang jaraknya sekitar tujuh kilometer dari jantung kota.

Menurut dia, pedagang itu sebagian besar berdatangan dari wilayah Kabupaten Musirawas, karena saat bulan puasa buah kelapa muda sangat banyak diminati masyarakat, apa lagi harganya lebih murah dari hari-hari biasa.

"Kita tidak menghalangi masyarakat mencari nafkah, tapi tolong limbah bekas berjualan dikendalikan agar tidak menumpuk setelah mereka meninggalkan lokasi berjualan," ujarnya.

Maryanto (54) salah seorang pedagang buah kelapa muda dari Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musirawas mengatakan pihaknya menjajakan barang dagangannya ke Kota Lubuklinggau mulai hari pertama puasa.

Setiap hari ia membawa sekitar 80-an buah kelapa muda, pada sore harinya semua habis terjual, dan mengenai limbah kulit kelapa muda yang dipajangnya itu kadang kala dibuang ke wilayah Musirawas, namun bagi yang tidak terangkut ditinggal di lokasi jualan.

"Kami juga sudah membayar uang kebersihan dan retribusi kepada oknum tiap sore menagih pedagang, jadi sisa kulit kelapa yang tak terangkut ditinggalkan di lokasi biar petugas kebersihan membersihkan," ujarnya.

Selama bulan puasa omset jualannya meningkat setiap hari bisa mendapatkan keuntungan Rp500 ribu, kalau hari-hari biasa berjualan di pasar Tugumulyo paling banyak Rp200 ribu.

"Selama bulan puasa saya bersama istri berjualan kelapa muda di Kota Lubuklinggau, kalau di Tugumuyo masyarakat banyak memiliki pohon kelapa dan jarang membeli, bila di Kota Lubuklinggau bisa menghabiskan 80 buah setiap hari," jelasnya.