Palembang (ANTARA Sumsel) - Kasus kawin anak masih banyak dijumpai di Sumatera Selatan berdasarkan hasil penelitian Women Krisis Center, sebuah organisasi penggiat antikekerasan terhadap perempuan, di sejumlah desa Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Ketua WCC Sumsel Roslaini Izzi di Palembang, Kamis, mengatakan, kondisi yang sangat memprihatinkan ini salah satunya terjadi di Desa Berkat, OKI.
"Masih banyak dijumpai anak-anak yang dikawinkan pada usia sangat muda antara 13 tahun hingga 17 tahun. Alasan orang tua sangat sederhana karena sudah ada yang mau dan anaknya juga bersedia," kata Roslaini.
Menurutnya pengaruh budaya sangat melatari munculnya kawin anak ini. Anak perempuan yang telah berusia 17 tahun tapi belum menikah dianggap sebagai perawan tua.
Sayangnya, lantaran budaya yang sudah berakar tersebut, perempuan yang tergolong masih anak-anak ini juga terkadang tidak menolak dinikahkan karena merasa sudah bisa memasak dan mengurus anak.
"Saya melihat orang tua menikahkan anak bukan semata-mata karena tekanan ekonomi, tapi hampir sebagian besar karena budaya yakni bagaimana stigma yang terbentuk di dalam masyarakat bahwa perempuan itu urusannya cuma di dapur, mengurus anak dan suami," kata dia.
Untuk itu, aktivis perempuan ini berharap segenap komponen bangsa memperjuangkan hak-hak perempuan dalam mendapatkan kehidupan yang lebih baik seperti halnya kaum laki-laki.
Kawin anak ini harus ditentang karena bukan hanya membuat perempuan rentan mendapatkan diskriminasi dalam keluarga tapi juga terancam mengalami gangguan alat reproduksi karena organ yang ada belum tumbuh secara sempurna untuk melahirkan.
"Kodrat perempuan itu hanya melahirkan dan menyusui, selebihnya itu disebut peran. Dan untuk peran seperti memasak, mengurus anak, dan lainnya, sejatinya dapat juga dilakukan oleh laki-laki atau dikenal dengan istilah berbagi peran di dalam rumah tangga," kata dia.
Sementara itu, hasil penelitian Plan International, organisasi internasional pengembangan masyarakat dan kemanusiaan yang berpusat di London, pada 2015 bertajuk "Getting the Evidence: Asia Child Marriage Initiative" di Indonesia menunjukkan hasil mengejutkan.
Survei organisasi ini menyebutkan 38 persen anak perempuan di bawah usia 18 tahun sudah menikah. Persentase laki-laki di usia yang sama yang menikah hanya 3,7 persen.
Berita Terkait
Serangan Israel terus berlanjut, warga Gaza terpaksa minum air kotor
Rabu, 31 Januari 2024 13:00 Wib
Semakin banyak orang dewasa Jepang yang enggan menikah
Sabtu, 6 Januari 2024 15:28 Wib
Bebas krisis pangan dengan meraih 35 juta ton beras
Minggu, 22 Oktober 2023 14:35 Wib
Jokowi sebut perang Israel-Palestina perburuk krisis global
Sabtu, 14 Oktober 2023 16:38 Wib
Inilah panduan komunikasi krisis mitigasi sektor pariwisata dan ekraf
Rabu, 4 Oktober 2023 7:33 Wib
Presiden ngeri sudah 22 negara stop ekspor pangan
Jumat, 29 September 2023 17:49 Wib
Kemenkumham Sumsel susun manajemen pemberitaan dan komunikasi krisis
Selasa, 19 September 2023 16:05 Wib
BMKG: Perubahan iklim-krisis air ancaman serius seluruh negara
Kamis, 14 September 2023 14:38 Wib