Korban tewas runtuhnya jembatan layang di India jadi 23 orang

id korban tewas, jembatan layang runtuh, jembatan runtuh, kolkata india

Kolkata, India, (ANTARA/Reuters) - Korban tewas dalam kecelakan runtuhnya sebuah jembatan yang sedang dibangun di Kolkata, India meningkat menjadi 23 orang hingga Jumat, setelah tim penyelamat membersihkan lempengan besar baja dan beton di lokasi kejadian.

Sebanyak 90 orang berhasil diselamatkan dalam peristiwa naas, yang melukai sejumlah pejalan kaki dan merusak banyak kendaraan, akibat tertimpa salah satu ujung jembatan layang sepanjang 100 meter di bagian Timur kota dekat Girish Park.

"Banyak korban sudah terluka parah saat diselamatkan, dan banyak yang mungkin masih terkubur di bawah puing-puing," ujar Komisaris Polisi Ajay Tyagi, sebagaimana dilansir Reuters.  
Terkait dengan kejadian tersebut, Ketua Menteri Bengal Barat Mamata Banerjee, telah meninjau lokasi kecelakaan, pada Kamis (31/3).

Wanita 61 tahun itu mengatakan pemerintahan sebelumnya, yang menyetujui kontrak jembatan layang pada 2007, harus bertanggung jawab.  
Namun sekarang, politikus India yang partainya bakal kembali mengikuti pemilihan umum di Bengal Barat bulan depan ini, harus menghadapi pertanyaan mengenai proyek konstruksi di bawah kekuasaannya, yang mengalami penundaan dan masalah keselamatan tersebut.

Sebuah surat kabar, pada November 2015 telah melaporkan Banerjee ingin jembatan layang yang telah lima tahun terlambat pembangunannya itu, diselesaikan pada Februari 2016.

Surat kabar Telegraph melansir informasi bahwa keinginan Banerjee ini disangsikan sejumlah ahli pembangunan mengenai kemungkinan rencana tersebut dapat dilaksanakan.

Bencana runtuhnya jembatan ini dinilai berpotensi mempengaruhi pemilu di Bengal Barat, yang merupakan salah satu dari lima pemilu yang diadakan pada April ini, serta bakal memberikan gambaran tentang kekuasaan Perdana Menteri Narendra Modi yang menjabat hampir dua tahun itu.

Saham perusahaan India IVRCL, yang sedang membangun dua kilometer jalan layang Vivekananda ditutup turun lima persen pada Kamis.

Penurunan saham ini ditanggapi Senior Manager IVRCL dengan menyebut bencana ini sebagai "tindakan Allah".

"Kami tidak menggunakan bahan berkualitas rendah dan kami akan bekerja sama dengan para peneliti," kata Direktur Operasi A.G.K. Murthy, Kamis (31/3) di Hyderabad.

        
   Upaya Penyelamatan

Pada awalnya, operasi penyelamatan untuk menjangkau daerah bawah jembatan terkendala, karena penduduk sekitar berkerumun, walau beberapa dari mereka mencoba untuk membantu korban yang terjebak.

Namun kemudian tiga alat berat beroperasi hingga larut malam untuk menyingkirkan sejumlah puing serta membebaskan orang-orang yang
diyakini masih terperangkap di dalam.

Seorang saksi mengatakan upaya penyelamatan korban ke rumah sakit sempat terhalang oleh kurangnya akses mobil ambulan menuju lokasi kecelakaan, yang ramai oleh bangunan di kedua sisi.

Selain itu, juga adanya standar keamanan yang longgar.

"Setiap malam, ratusan buruh akan membangun jalan layang ini dan mereka akan memasak dan tidur di dekat lokasi siang hari," kata pemilik toko kelontong Ravindra Kumar Gupta, yang berhasil menarik keluar enam mayat bersama dengan teman-temannya.

"Pemerintah ingin menyelesaikan jembatan sebelum pemilu dan para buruh kemudian harus bekerja dengan tenggat waktu yang ketat, sehingga mungkin pembangunan yang tergesa-gesa menyebabkan kecelakaan ini,".
(Penterjemah: Uu.SYS/C/Agita)