BI: rentetan pelonggaran moneter pengaruhi bunga kredit

id moneter, suku bunga, bank indonesia, rentetan pelonggaran moneter, bunga kredit, rentetan pelonggaran moneter pengaruhi bunga kredit

BI: rentetan pelonggaran moneter pengaruhi bunga kredit

Bank Indonesia (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly)

...Seharusnya perbankan itu jika sudah mengikuti dari kemarin ada penurunan 'BI rate' dan GWM, memungkinkan bagi bank untuk kelola likuiditasnya lebih baik...
Jakarta (ANTARA Sumsel) - Rentetan kebijakan pelonggaran moneter dari penurunan bunga acuan dan giro wajib minimum-primer seharusnya bisa mendorong perbankan untuk menyesuaikan tingkat bunga pinjaman, dan memacu penggelontoran kredit kepada masyarakat, kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.

"Seharusnya perbankan itu jika sudah mengikuti dari kemarin ada penurunan 'BI rate' dan GWM, memungkinkan bagi bank untuk kelola likuiditasnya lebih baik, dan dimungkinkan untuk melakukan penyesuaian tingkat bunga pinjaman," kata Agus di Jakarta, Senin.
        
BI pada 2 bulan pertama pada tahun 2016 sudah menurunkan suku bunga kredit masing-masing 25 basis poin, atau menjadi 7 persen. Selain itu, untuk mengerek likuiditas perbankan, Giro Wajib Minimum (GWM) Primer juga diturunkan ke 6,5 persen mulai 16 Maret 2016.
        
Namun, menurut Agus, penyesuaian bunga kredit juga memang dipengaruhi dari proses perbaikan konsumsi dunia usaha yang akan memengaruhi permintaan kredit.
        
"Akan tetapi, tentu ada faktor permintaan akan kredit dan hal itu datang dari dunia usaha," katanya.
        
BI, kata dia, mendorong sepenuhnya peningkatan efisiensi perbankan, salah satu tujuannya untuk bisa menurunkan bunga kredit dari level dua digit ke satu digit.
        
Menurut dia, penurunan biaya dana (cost of fund) perbankan di Indonesia sudah sepatutnya untuk segera diturunkan agar perbankan leluasa untuk menurunkan bunga kreditnya.
        
Untuk efisiensi, kata Agus, biaya operasional dan produksi bank (overhead cost) juga seharusnya bisa turun. "Overhead cost" merupakan biaya operasional yang turut berandil dalam perhitungan bunga kredit yang dibebankan kepada nasabah.
        
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad mengatakan bahwa pihaknya sedang memfinalisasi paket kebijakan insentif bagi perbankan agar lebih efisien.
        
Beberapa insentif itu, kata Muliaman, adalah fasilitas untuk pembuka kantor cabang bank, dan juga kemudahan izin dikeluarkannya produk baru.
       
 "Akan tetapi, lengkapnnya tunggu saja, 3--4 pekan lagi," katanya.