Dinas Kesehatan Musirawas tingkatkan kualitas SDM bidan

id bidan, sdm bidan

Dinas Kesehatan Musirawas tingkatkan kualitas SDM bidan

Ilustrasi (FOTO ANTARA)

Musirawas (ANTARA Sumsel) - Dinas Kesehatan Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia bidan yang bertugas di setiap pusat kesehatan masyarakat untuk menekan angka kematian bayi dan kematian ibu melahirkan.

Bidan-bidan itu akan dilatih khusus menangani Asuhan Persalinan Normal (APN), sehingga bila ditemukan gejala penyakit aneh segera dirujuk ke rumah sakit, kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Musirawas dr Tjahjo Kuntjoro, Jumat.

Ia mengatakan selama ini penanganan ibu melahirkan sudah maksimal tapi tenaga sumber daya manusia (SDM) bidan belum banyak yang ahli di bidang itu, sehingga pencegahan terjadinya kematian ibu melahirkan masih terlambat dan menyebabkan angka kematian ibu melahirkan tinggi.

Khusus kematian ibu melahirkan selama ini ada faktor penyakit bawaan seperti penyakit jantung, diabetes dan adanya kelainan bukan karena lemahnya pelayanan melahirkan.

Faktor lainnya selama hamil, mereka tidak bagus mengonsumsi makanan dan sudah ada bibit penyakit pada ibu melahirkan sehingga meninggal dunia yakni melalui pendarahan.

Untuk menekan jumlah angka kematian bayi dan ibu melahirkan itu, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya termasuk meningkatkan SDM para bidan di puskesmas dan bidan desa, ujarnya.

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Dasar Dinas Kesehatan Musirawas Maya Kristasidabutar mengatakan selama tahun 2015 jumlah angka kematian bayi dan ibu melahirkan tercatat 84 kasus, faktor utama terjadi masalah itu disebabkan dari tingginya angka Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Dari 84 kasus itu terdiri atas angka kematian bayi sebanyak 74 kasus dan sisanya angka kematian ibu, jumlah itu turun dari tahun sebelumnya sekitar 30 persen.

Jumlah angka kematian bayi itu tersebar pada 14 kecamatan dan sembilan Puskesmas, bayi yang meninggal itu rata-rata usia antara 0 hingga 28 hari.

Salah satu penyebab angka kematian bayi masih tinggi itu antara lain faktor BBLR. Hal itu dikarenakan asupan gizi ibu minim.

Angka kematian bayi itu antara lain dipengaruhi adanya upaya dari Dinkes melakukan pencegahan dengan menerapakan program pelatihan petugas di lapangan guna menambah kemampuan petugas (Skill).

Selain kasus AKB, pihaknya juga mencatat adanya kasus AKI hingga November mencapai 11 kasus dari 6.658 persalinan di tingkat puskesmas, jelasnya.