Pelatih: Atlet kurang bertanding ke luar negeri

id voli pantai, koko prasetyo

Pelatih: Atlet kurang bertanding ke luar negeri

Pelatih nasional voli pantai Koko Prasetyo Dakuncoro (FOTO ANTARA//Ismar Patrizki)

Palembang (ANTARASumsel) - Pelatih voli pantai nasional Koko Prasetyo Dakuncoro mengatakan bahwa anak asuhnya sangat kekurangan kesempatan bertanding ke luar negeri untuk persiapan mengikuti Asian Games ke-18 tahun 2018.

"Dalam setahun terakhir hanya mendapatkan tiga kali kesempatan bertanding ke luar negeri, itu pun bukan seri dunia, hanya sebatas seri untuk Asia Tenggara di Thailand. Tentunya ini sangat kurang sekali jika ingin bicara medali di Asian Games nanti," kata Koko di Palembang, Sabtu.

Ia yang dijumpai di sela-sela pertandingan Kejuaraan Asia Pasifik Voli Pantai mengatakan, Tim Nasional setidaknya mendapatkan 4 kali kesempatan bertanding seri dunia dan 5 kali untuk seri Asia jika ingin meraih medali di Asian Games.

"Saya menyamakannya saat saya meraih perak Asian Games tahun 2002 bersama Agus Salim. Seperti itulah yang dilakukan tim untuk mencapai target emas. Tapi saat ini, bagaimana Timnas bisa mengukur kemampuan jika bertanding ke luar negeri saja sangat jarang dilakukan," kata dia.

Menurutnya, penambahan jam terbang atlet ini suatu yang mutlak, apalagi atlet yang akan diturunkan ini merupakan atlet muda yang masih miskin pengalaman.

Sebanyak tiga pasangan atlet telah bergabung dalam pemusatan latihan nasional jangka panjang untuk persiapan mengikuti Asian Games.

Mereka yakni, Tim Indonesia 1 (Ade Chandra Rachmawan/Rendy Verdian Licardo), Tim Indonesia 2 (Fahriansyah/Muhammad Asfiah), dan Tim Indonesia 3 (Danang/Gilang Ramadhan).

"Atlet muda ini masih labil, belum bisa konsisten dalam bermain. Terkadang tampil baik di sebuah kejuaraan, tapi bisa juga berbalik 180 derajat. Bagaimana mereka mengatasi ini, caranya hanya satu diberikan banyak pertandingan. Jam terbang itu tidak bisa dibeli tapi harus dijalani prosesnya," kata dia.

Untuk itu, mantan atlet nasional ini mengharapkan berbagai pihak terkait mencarikan solusi atas persoalan yang dihadapi Timnas mengingat peluang untuk menjadi yang terbaik di Asian Games masih terbuka.

"Soal skill dan teknik, saya berani bertaruh bahwa atlet yang ada tidak kalah dengan negara lain. Tapi, dalam bertanding tidak hanya butuh skill dan teknik, tim juga harus siap secara mental. Jika mereka jarang bertanding, bisa-bisa diserang demam panggung dulu," kata peraih tiga medali emas SEA Games ini.

Ia juga mengharapkan, pemerintah dapat mensiasati persoalan ini dengan menggelar pertandingan internasional di dalam negeri untuk ajang uji coba pelaksanaan Asian Games di Indonesia.

"Contohnya seperti saat ini, dengan menggelar Kejuaraan Asia Pasifik di Palembang. Tapi, jika bisa ke depan, jadwalnya harus diperhatikan betul supaya tidak berbenturan dengan seri kejuaraan dunia agar banyak tim bagus yang datang," kata mantan atlet nasional yang mulai jadi pelatih sejak 2015 ini.